Pagi – pagi tanggal 1 Januari 2013 kita dikejutkan oleh berita tentang kecelakaan yang terjadi di TOL Jogorawi Jakarta. Socmed (sosial media) sudah sibuk mencari informasi kesana kemari. Tak kurang dari 1 jam setelah kejadian informasi di sosial media terungkap bahwa yang bertabrakan adalah Mobil BMW dengan Luxio. Wajar jika informasi ini sedikit telat “heboh” karena semua masih “Jet Lag” dengan kemeriahan perayaan tahun baru yang disuguhkan perintah DKI jakarta. Setelah Dzuhur barulah nama dan identitas pengemudi mobil BMW tersebar di kalangan wartawan tentu juga di kalangan pengguna socmed
Para pengguna socmed selalu mendapat informasi lebih awal, meski belum valid benar, masih dalam bentuk gosip dan perkiraan – perkiraan semata. Rasyid sang pengemudi adalah anak menteri senior, Bapak Hatta Rajasa. Nama Hatta Rajasa di media tentu populer sebagai besan SBY, menterinya SBY, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) dan calon Presiden RI pada Pilpres 2014 mendatang (silahkan di googling)
Media tentu memberikan informasi ke masyarakat sedetail mungkin, dari foto kenderaanya, korban – korbannya sampai kondisi pengemudi mobil BMW. Spekulasi media sudah bermacam – macam, polisi cepat memberikan keterangan persnya dan dilanjutkan dengan respons dari Pak Hatta Rajasa dan keluarga yang segera melakukan jumpa pers di kediamannya
Lamanya jumpa pers di rumah Pak Hatta Rajasa bukan tanpa alasan, Pak Hatta sebagai kepala keluarga tentu bertanggungjawab penuh atas musibah yang terjadi pada anaknya. Dia mengunjungi korban dan anaknya lebih dulu sebelum jumpa pers di rumahnya
Dalam jumpa persnya Pak Hatta didampingi istri dan anaknya, suasana haru dan sedih tak bisa lepas dari raut wajahnya dan keluarganya, karena anak bungsunya kena musibah dan meninggalnya 2 korban musibah tersebut. Pak Hatta Rajasa dengan jiwa besar dan tanggungjawab menyampaikan permintaan maafnya kepada keluarga korban dan menyerahkan proses hukum anaknya ke pihak berwajib, ini contoh pemimpin yang bertanggungjawab dan kesatria
Berbagai kalangan menilai sikap Hatta yang patuh terhadap hukum terkait kasus yang menimpa putranya, Rasyid, dipuji sebagai keteladanan seorang pejabat yang kini susah ditemui. Sikap Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini menuai simpati tokoh partai, tokoh ormas, pemuda dan rakyat di negeri ini
Tidak sampai 24 jam setelah dia melakukan jumpa pers dia mengunjungi keluarga korban yang meninggal, bahkan ikut mensolatkannya (jenazah korban atas nama Harun). Pak Hatta menyampaikan ucapan belasungkawa dan menanggung biaya bagi korban meninggal dan terluka
Yang sinis terhadap kejadian Rasyid boleh kecewa. Tes darahnya ternyata negatif dari pengaruh alkohol dan narkoba, kata gurunya dibanyak media yang sudah meminta informasi dari bekas sekolahnya di Labschool kalau dia anak yang baik dan selalu salim seperti anak kecil kalau bertemu guru-gurunya di sekolah. Musibah seperti ini dapat terjadi pada siapapun tanpa memandang baik atau buruknya seseorang, jadi seharusnya kita juga tidak perlu mempolitisir pemberitaannya untuk mencitrakan buruk bahwa keluarga Pak Hatta Rajasa
Sikap Hatta Rajasa itu sikap yang patut diberi apresiasi, tidak semua orang bisa bersikap seperti dia. Sikap Menko Perekomian Hatta Rajasa patut kita apresiasi. Kepedulian, humanis, bertanggungjawab dan patuh terhadap hukum harus tetap berjalan. Siapapun kita tentu tidak ada yang ingin terkena musibah. Mari kita ambil hikmahnya, dan jangan politisir beritanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H