Mahasiswa Universitas Negeri malang yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di Desa Rejosari, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang menyelenggarakan penyuluhan terkait dengan penggunaan aplikasi website desa Rejosari.
Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan selama satu hari pada Minggu (4/04) di salah satu rumah warga dan dihadiri oleh sekitar 48 orang dari kelompok PKK Dusun Krajan atau yang lebih sering dikenal oleh warga setempat dengan nama Kampung Ndhilkoro.
Sebelum memulai acara, mahasiswa memastikan ibu-ibu yang datang agar memakai masker sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19 yang berlaku. Mahasiswa juga menyiapkan masker gratis kepada ibu-ibu yang tidak membawa masker. Selanjutnya, mahasiswa membagikan brosur yang berisi mengenai informasi singkat seputar aplikasi web desa Rejosari dan tata cara untuk melakukan pengajuan surat-surat di balai desa.
Setelah acara pembukaan selesai, mahasiswa mulai mempresentasikan materi mengenai aplikasi web desa Rejosari beserta tata cara untuk melakukan pengajuan masing-masing surat yang dapat diajukan melalui aplikasi tersebut. Setelah presentasi selesai, mahasiswa juga mengajari warga untuk menginstal dan menggunakan aplikasi.
“Iya, website-nya itu sudah ada. Sudah ada google form-nya juga untuk mengajukan surat-surat. Tetapi, tidak pernah digunakan sama warga.”, ujar Bapak Yuyus Adi Susanto selaku sekretaris desa Rejosari saat ditemui salah satu mahasiswa KKN UM pada Jum’at (05/03) di Balai Desa Rejosari.
Adanya aplikasi web desa Rejosari yang memuat google form untuk pengajuan surat-surat seperti surat umum, surat nikah, SKCK, surat lahir, dan SKU sangat penting karena bisa memudahkan warga desa agar tidak perlu repot-repot datang dan mengantre di balai desa untuk melakukan pengajuan surat. Sehingga, warga dapat langsung melakukan pengajuan secara online dari rumah dan mengambil surat cetak pada keesokan harinya.
Pengajuan surat secara online tersebut dapat menjadi awal mula terciptanya konsep smart village. Adanya inovasi dalam bidang administrasi desa sangat dibutuhkan terutama di masa pandemi saat ini. Hal ini selaras dengan harapan Bapak Yuyus yang ingin mewujudkan smart village di Desa Rejosari.
“Kalau konsep smart village ini bisa terealisasi, semuanya bisa lebih gampang karena bisa dilakukan secara online. Terutama di masa pandemi seperti ini yang tidak boleh berkerumun.”, terangnya.
Selanjutnya, kegiatan ini akan dilanjutkan dengan membuat dan menempelkan poster sosialisasi mengenai aplikasi web desa Rejosari agar dapat disosialisasikan kepada seluruh warga desa Rejosari. Poster-poster tersebut akan ditempel di beberapa tempat-tempat yang sering dikunjungi atau dilewati oleh warga seperti pasar, pos ronda, dan balai desa. (*)