Mohon tunggu...
Putra DimasR
Putra DimasR Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

Saya seorang mahasasiswa di UIN Sunan Gunung Djati Bandung, jurusan Ilmu Komunikasi Jurnalistik. Hobi saya hunting foto dan bermain game.

Selanjutnya

Tutup

Bandung Pilihan

Dede: "Sampah Menjadi Teman Hidup"

28 Juni 2023   15:44 Diperbarui: 28 Juni 2023   16:33 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Putra Dimas R

Sampah sendiri merupakan hal yang tidak pernah lepas dari manusia. Dalam kehidupan sehari-hari sampah akan terus ada baik dari apa yang kita makan maupun suatu barang. Tukang sampah-lah yang memiliki pekerjaan berdampingan dengan sampah hasil pembuangan kita. Tanpa kita sadari sosok tukang sampah adalah sosok yang sangat penting dan berpengaruh untuk kita sampai saat ini dan belum tentu siapapun mau. Namun, apakah ada yang tahu bagaimana perasaan dan sulitnya menggeluti pekerjaan ini? Salah satu orang yang menggeluti pekerjaan sebagai tukang sampah adalah Pak Dede

Dede (38) tinggal di kecamatan Ujung Berung, beliau sudah mengabdi pekerjaan tukang sampah ini sekitar 4 tahun dan tentunya ia sudah banyak mengalami berbagai macam pengalaman. Bersama 23 orang temannya yang sudah lebih dulu dan lebih lama bekerja di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Ujung Berung, Dede menggunakan sebuah transportasi motor roda tiga dan gerobak untuk mengangkut sampah-sampah yang mereka kumpulkan setiap harinya.

Karena TPS ini dekat dengan pasar, maka sampah-sampah yang terkumpul tidak pernah habis. Selain dari pasar juga, sampah ini ada yang berasal dari rumah-rumah warga dan orang yang membuang sampah ke tempat ini. Terkadang Dede dengan teman-temannya kelelahan dengan sampah yang terus menerus datang, akan tetapi mereka tetap semangat dan ikhlas. Dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) setiap harinya pun ada kendaraan khusus yang membawa sampah dari TPS ini ke TPA Kota Bandung. " Biasanya truk dari DLHK datang empat kali sehari kalau lancar atau tidak ada hambatan di TPA sananya, tapi kalau ada kendala biasanya cuma datang dua kali sehari, pagi dan malam aja", ujar Dede.

Hari-harinya selalu dijalani bersama teman-temannya dari pagi hingga larut malam tanpa upah dari pemerintah. Mereka bekerja dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh atas dasar keinginan sendiri. "Kita disini kerja tidak di upah, beda kalau yang kerja sama DLHK mereka sudah pasti kejamin. Penghasilan kita paling dari barang atau rongsokan yang dijual dan ada-lah dari warga yang baik ngasih minum atau makanan", ucap Dede. Bekerja dengan banyak orang dan tidak berharap apapun dari pekerjaannya ia jalani setiap hari dengan teman-temannya.

Dede sendiri menjelaskan, "Saya dan teman-teman yang lain bekerja dengan ikhlas karena dorongan dari diri, makanya kita menjadi seorang tukang sampah pun sudah bersyukur karena bisa bermanfaat agi orang lain dan kebersihan lingkungan bisa terus terjaga". Kita sadari bahwa pentingnya sadar akan lingkungan salah satunya dengan membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan sekitar, membantu kita untuk menyadarkan dari diri sendiri sampai orang lain begitu penting untuk terus menjaga kebersihan lingkungan bersama-sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun