Sampah sendiri merupakan hal yang tidak pernah lepas dari manusia. Dalam kehidupan sehari-hari sampah akan terus ada baik dari apa yang kita makan maupun suatu barang. Tukang sampah-lah yang memiliki pekerjaan berdampingan dengan sampah hasil pembuangan kita. Tanpa kita sadari sosok tukang sampah adalah sosok yang sangat penting dan berpengaruh untuk kita sampai saat ini dan belum tentu siapapun mau. Namun, apakah ada yang tahu bagaimana perasaan dan sulitnya menggeluti pekerjaan ini? Salah satu orang yang menggeluti pekerjaan sebagai tukang sampah adalah Pak Dede
Dede (38) tinggal di kecamatan Ujung Berung, beliau sudah mengabdi pekerjaan tukang sampah ini sekitar 4 tahun dan tentunya ia sudah banyak mengalami berbagai macam pengalaman. Bersama 23 orang temannya yang sudah lebih dulu dan lebih lama bekerja di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Ujung Berung, Dede menggunakan sebuah transportasi motor roda tiga dan gerobak untuk mengangkut sampah-sampah yang mereka kumpulkan setiap harinya.
Karena TPS ini dekat dengan pasar, maka sampah-sampah yang terkumpul tidak pernah habis. Selain dari pasar juga, sampah ini ada yang berasal dari rumah-rumah warga dan orang yang membuang sampah ke tempat ini. Terkadang Dede dengan teman-temannya kelelahan dengan sampah yang terus menerus datang, akan tetapi mereka tetap semangat dan ikhlas. Dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) setiap harinya pun ada kendaraan khusus yang membawa sampah dari TPS ini ke TPA Kota Bandung. " Biasanya truk dari DLHK datang empat kali sehari kalau lancar atau tidak ada hambatan di TPA sananya, tapi kalau ada kendala biasanya cuma datang dua kali sehari, pagi dan malam aja", ujar Dede.
Hari-harinya selalu dijalani bersama teman-temannya dari pagi hingga larut malam tanpa upah dari pemerintah. Mereka bekerja dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh atas dasar keinginan sendiri. "Kita disini kerja tidak di upah, beda kalau yang kerja sama DLHK mereka sudah pasti kejamin. Penghasilan kita paling dari barang atau rongsokan yang dijual dan ada-lah dari warga yang baik ngasih minum atau makanan", ucap Dede. Bekerja dengan banyak orang dan tidak berharap apapun dari pekerjaannya ia jalani setiap hari dengan teman-temannya.
Dede sendiri menjelaskan, "Saya dan teman-teman yang lain bekerja dengan ikhlas karena dorongan dari diri, makanya kita menjadi seorang tukang sampah pun sudah bersyukur karena bisa bermanfaat agi orang lain dan kebersihan lingkungan bisa terus terjaga". Kita sadari bahwa pentingnya sadar akan lingkungan salah satunya dengan membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan sekitar, membantu kita untuk menyadarkan dari diri sendiri sampai orang lain begitu penting untuk terus menjaga kebersihan lingkungan bersama-sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H