sekian tahun berlalu
dan aku terus berjalan
sayangnya, kali ini ke arahmu
: pemakaman rasa yang telah terkubur
bayangmu layaknya udara yang aku hirup
tak dapat kuusir barang sedetikpun
dan engkau menjelma serupa gaib
: aku kehabisan napas
kenangan memang tak pernah permisi
entah pura-pura atau bagaimana
ia selalu datang dan pergi seenaknya
tanpa perlu meminta izin
apakah aku berkenan atau tidak
tanpa perlu ucapkan maaf
atas luka yang kembali terbuka
tanpa peduli seberapa keras
aku dulu berusaha menguburkannya
tanpa mau tahu derasnya air hujan
yang turun dari bola mataku
ketika aku tancapkan nisan
pada gundukan rasa cinta kita yang telah mati
aku berduka
kau pun begitu
lalu berjalan pulang
meninggalkan separuh nyawa yang tertinggal
di pemakaman rasa --OoO--  Ilustrasi GambarÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H