Sego Gudangan (dokpri)
[Putri Apriani, Sego Gudangan, Klaten]
Apa yang ada dalam pikiran anda ketika saya menyebutkan Klaten? Kulinernya yang terkenal seperti Sop Ayam Pak Min? Ayam Panggangnya? Kerajinan Gerabahnya? Atau yang sedang hits belakangan ini seperti Umbul Ponggok?Â
Secara letak, kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Boyolali di bagian utara, Kabupaten Sukoharjo di bagian timur, serta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di bagian selatan dan barat. Kompleks Candi Prambanan, salah satu kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia, juga berada di Kabupaten Klaten.
Mungkin banyak yang belum tahu bahwa 'angkringan' yang terkenal sebagai kuliner khas Jogja itu berawal dari seseorang bernama Mbah Pairo yang berasal dari Cawas, Klaten. Ia memulai usaha angkringannya yang menggunakan pikulan di sekitaran Stasiun Tugu Jogja, sehingga akhirnya angkringan lebih dikenal berasal dari Jogja. Eits, tapi bukan itu yang akan saya bahas, karena saya akan membahas salah satu kuliner yang mungkin belum banyak mengenalnya atau karena sudah terlupakan? Ada yang bisa menebak?
Gudangan
Gudangan atau urapan terdiri dari campuran sayuran seperti kacang panjang, parutan pepaya, tauge, dan kemangi, semua diiris tipis. Atau bisa juga menggunakan sayuran lainnya, seperti bayam, daun singkong, daun pepaya, nangka muda yang dicacah, kenikir, selada air, bahkan ada juga yang menggunakan jantung pisang.
Lethok
Masyarakat Solo biasa menyebutnya dengan Tumpang. Lethok dibuat dari kuah santan yang dicampurkan dengan tempe semangit (yang dihaluskan), tahu cokelat/tahu goreng, daging koyor, krecek, kaldu, bumbu halus dan aneka rempah lainnya. Bagi yang belum mengetahui, tempe semangit adalah tempe setengah busuk, tapi jangan khawatir rasanya tak enak, justru masyarakat Jawa sudah terbiasa mengonsumsi tempe semangit karena rasa dan harumnya yang khas. Enak!