Oleh Putri Apriani, No.30
*
Di sebuah rumah, tinggal seorang anak perempuan bernama Anna dengan Neneknya. Mereka memelihara tiga kucing dan dua belas ayam. Setiap pagi sang Nenek dibantu Anna memberikan makanan kepada semua hewan peliharaannya itu.
Sekumpulan kucing telah siap berbaris, menanti kedatangan makanan lezat yang telah disiapkan Anna dan Neneknya. Sementara ayam-ayam masih saja mondar-mandir dan berkokok tak jelas.
“Dasar ayam-ayam tak jelas, bisanya hanya mondar-mandir saja.” Celetuk kucing berwarna putih.
“Suaranya juga jelek, memekakan telinga, sama sekali tak merdu seperti ayam di tetangga sebelah.” Kucing berwarna loreng menambahkan.
“Mereka kerjanya makan saja, tak pernah membantu Anna dan Nenek, seperti kita.” Lanjut kucing berbulu Oranye.
Para kucing iri melihat ayam-ayam yang mendapatkan fasilitas dan perlakuan lebih baik. Makanan mereka lebih banyak, badan mereka gemuk, tapi sedikitpun mereka tak membantu Anna serta Neneknya. Hanya bisa berkokok dan berlari ke sana dan ke sini. Hanya makan dan tidur, kata para kucing.
Hari ke hari para ayam semakin tak karuan. Beberapa ekor diantaranya bahkan sempat ingin melarikan diri. “Ada apa sebenarnya dengan mereka?” Si loreng bertanya dalam hati.
Malam telah tiba, para kucing siap melakukan pekerjaan mereka, menangkap tikus yang sibuk wara-wiri berusaha masuk ke rumah Anna. Si Loreng, si Putih dan si Oranye sedang bercakap-cakap ketika seekor ayam menghampiri mereka. Ayam itu tampak begitu murung, wajahnya tertunduk dan sedih.
“Bolehkah aku bercerita kepada kalian?” Tanya ayam pada ketiga kucing.