[caption id="attachment_326990" align="aligncenter" width="620" caption="Ilustrasi/ Admin (Kompas.com)"][/caption]
(1)
Ada tubuh mungil meringkuk
Tertidur pulas diantara hiruk pikuk
Bongkahan dingin seakan memaksa menjenguk
Memaku raga serta jiwa yang remuk
Mata terpejam, mimpi-mimpi terpeluk
Seolah masa depan di pelupuk
(2)
Di emperan toko, tubuh sendunya terkapar
Bersamaan dengan tibanya sang fajar
Datang tubuh tinggi kekar
Berwajah sangar
Menghentakkan ego, mengusirnya kasar
Sementara tubuh lunglai beranjak, memegang perutnya yang lapar
(3)
Melangkah tertunduk nyeri
Pilu seakan tiada henti
Jutaan tetes air mata tak mau menyepi
(4)
Tetapi hati juga tak ingin menyerah lagi
Semangatnya kini mulai berapi-api
Kesulitan tak lagi jadi alibi
Bernyanyi mengamen seorang diri
Hingga menyemir sepatu orang berdasi
Berlari kesana kemari
Hanya demi sesuap nasi
-
17 Maret 2014
Baca juga : Jiwa Yang Telah Terpenggal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H