Secangkir kopi buatanku, kau biarkan dingin tak bergairah.Â
Sedingin itu pulakah perasaanmu?Â
Sementara luka memaksa malam mengundang sunyi.Â
Dulu, bibirmu jadi saksi, secangkir kopi yang selalu menemani.Â
Namun kini tak lagi.
Secangkir kopi kau biarkan diam, menunggu takdirnya terbuang sia-sia.Â
Seperti pula aku yang kau biarkan membisu ketika langkahmu semakin menjauh.
**
Suatu hari di bulan November 2018 -Â @poetri_apriani
Puisi ini diikutsertakan pada Event Mini RTC
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!