Sabtu malam, November di minggu pertama, di sebuah taman yang remang-remang, bibirmu dan bibirnya menyatu. Security bertubuh merah dan bertanduk dua itu tengah berjaga, merayu kalian untuk menjiwai gairah muda yang meletup-letup.
Pukul tiga dini hari, security itu masih setia menemani kalian dan muda-mudi lainnya yang tengah berpadu kasih. Makin malam maka semakin banyak sepasang kekasih yang datang, menikmati waktu berjam-jam namun tetap terasa singkat. Yah, begitulah risiko jatuh cinta. Selama apapun akan terasa singkat.
Pukul empat, ayam mulai berlomba menuju garis finish, perlombaan mengepakkan sayap dan seriosa, itu lumrah terjadi setiap hari.
Sepucuk surat datang dari langit, tanpa ada seseorang yang mengantarnya dan tanpa ada perangko di sudut atas amplopnya. Mereka yang tengah terbuai nafsu lantas membuka surat tersebut, kemudian membacanya dengan seksama.
Rupanya surat dari Tuhan: “dan jangan sekali-kali kalian membuat Aku cemburu, sesungguhnya ada jalan yang lebih baik untuk kalian.”
Beberapa pasang muda-mudi lantas pulang, bukan ke rumah masing-masing, melainkan ke rumah sang penghulu.
Sementara security yang sedari tadi bertugas, pulang ke tempat asalnya, yaitu neraka.
**
"Sesungguhnya Allah Ta'ala itu cemburu; dan cemburunya Allah Ta'ala yaitu, apabila ada seseorang yang melakukan perbuatan-perbuatan yang diharamkannya." (HR. Bukhari dan Muslim).
November 2018 - @poetri_apriani
Cerpen ini diikutsertakan dalam Event Fiksi Cemburu