[caption caption="it.hurts.jpg"][/caption]Minggu depan Gigih akan bertunangan dengan Cindy. Pertunangan? Bukankah itu seharusnya jadi kabar bahagia bagi siapa saja yang mendengarnya? Tapi berbeda denganku yang justru menganggap itu adalah kabar buruk!
Aku baik-baik saja. Bisik Nana pada hatinya. Gadis lugu berambut panjang itu harus menerima kenyataan, bahwa Gigih–lelaki yang telah menjalin hubungan dengannya selama tiga tahun–harus bertunangan dengan perempuan lain. Bahkan sebelumnya Gigih pernah berulang kali menyakitinya. Selingkuh. Jangan, jangan pernah sebut kata-kata itu di depan Nana, karena ia begitu takut, Gigih pernah berkali-kali mengulanginya. Sementara Nana? Hanya bisa menelan kegetiran, dan menerima semua, “semua yang telah menjadi takdir Tuhan”, begitu Gigih bilang. Namun pada kenyataannya, Gigih selalu kembali mendapatkan hati Nana. Bodoh? Cinta kadang memang begitu.
Berita pernikahan Gigih dan Cindy semakin santer diberitakan. Sementara Nana memilih untuk ke luar kota–menenangkan diri.
Cintaku karam
Dan aku tahu, kau tak akan pernah kembali
Lukaku tak terhitung banyaknya
Maaf aku hanya ingin pergi
*
Sepucuk surat! Entah dari mana datangnya, namun di surat itu tertulis namanya.
Na, aku membatalkan pernikahanku, maafkan aku yang tak sempurna, aku mau kita kembali, mengulang cerita indah bersamaku. Maukah?
“Karena kamulah alasanku..”