Sudah belasan tahun menikah, kami belum juga dikaruniai seorang anak. Entah mengapa Tuhan belum juga mengabulkan keinginan kami, mungkin Tuhan belum membaca isi suratku.
Â
Malam ini, aku berkirim surat yang kesekian kalinya pada Tuhan, aku melakukannya setiap menjelang tidur.
Â
"Semoga kali ini Tuhan membaca suratku." Harapku sambil meletakkan sepucuk surat tersebut di atas meja
Esoknya, pagi datang begitu cerah. Jendela telah terbuka, sinar mentari masuk menghampiriku yang masih berbaring malas di tempat tidur. Surat untuk Tuhan yang aku letakkan di atas meja sudah raib.
Â
Mungkin sudah diambil oleh Tuhan, begitu pikirku.Â
Â
Aku beranjak dari ranjangku, menyusuri ruangan demi ruangan, hingga akhirnya kakiku mengarah menuju teras dan dikejutkan oleh sesuatu yang kulihat, seorang bayi!