Mohon tunggu...
Putri Apriani
Putri Apriani Mohon Tunggu... Freelancer - Fiksianer yang Hobi Makan

@poetri_apriani | poetriapriani.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dan Ketika

3 Februari 2014   19:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:11 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dia bukan punggawa

Bukan juga seorang pujangga

Dia hanya senang merangkai kata-kata

Semuanya tersimpan rapi dalam kotak aksara

Merapat terikat indah membentuk banyak makna

Membidik kagum pada siapa saja yang rela merenda

-----

Dan ketika

Di suatu senja

Dia pergi berkelana

Berjalan tanpa tau dosa

Menuju pada sebuah kota

Tanpa menunggu hujan reda

Dia pergi mencari separuh jiwanya

Langkahnya pun kini kian terasa hampa

Tiada lagi cinta yang temani, hanyalah duka

Tiap-tiap jari kakinya seakan terjebak pada jala

Sulit untuk meneruskan, hingga sulit untuk di rasa

Namun dia tetap tak mau memberi jeda pada tanya

Dia tak hiraukan lagi semua rasa yang meraja

Pada semua yang berjumpa dengan sapa

Pada prasangka yang memuja

Bahkan pada gelak tawa

Dia kini mulai tak suka

Karena yang ada

Hanya hampa

Duka lara

-----

Kepada engkau, wahai gadis ayu

Yang dulu pernah mendayung cinta dihatinya

---

Dpk, 3 Februari 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun