Mohon tunggu...
Putri Apriani
Putri Apriani Mohon Tunggu... Freelancer - Fiksianer yang Hobi Makan

@poetri_apriani | poetriapriani.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Bocah pada Emperan Toko

17 Maret 2014   22:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:49 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_326990" align="aligncenter" width="620" caption="Ilustrasi/ Admin (Kompas.com)"][/caption]

(1)

Ada tubuh mungil meringkuk

Tertidur pulas diantara hiruk pikuk

Bongkahan dingin seakan memaksa menjenguk

Memaku raga serta jiwa yang remuk

Mata terpejam, mimpi-mimpi terpeluk

Seolah masa depan di pelupuk

(2)

Di emperan toko, tubuh sendunya terkapar

Bersamaan dengan tibanya sang fajar

Datang tubuh tinggi kekar

Berwajah sangar

Menghentakkan ego, mengusirnya kasar

Sementara tubuh lunglai beranjak, memegang perutnya yang lapar

(3)

Melangkah tertunduk nyeri

Pilu seakan tiada henti

Jutaan tetes air mata tak mau menyepi

(4)

Tetapi hati juga tak ingin menyerah lagi

Semangatnya kini mulai berapi-api

Kesulitan tak lagi jadi alibi

Bernyanyi mengamen seorang diri

Hingga menyemir sepatu orang berdasi

Berlari kesana kemari

Hanya demi sesuap nasi

-

17 Maret 2014

Baca juga : Jiwa Yang Telah Terpenggal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun