Mohon tunggu...
Putri Apriani
Putri Apriani Mohon Tunggu... Freelancer - Fiksianer yang Hobi Makan

@poetri_apriani | poetriapriani.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bintang Kejora

12 Januari 2015   17:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:18 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika malam tiba, kita terbiasa memandang langit, melihat apakah rembulan dan barisan gemintang tersenyum atau tengah diliputi mendung. Seakan bertanya, setujukah mereka pada kisah kita?

Kita saling tahu, bahwa jarak tak selalu menyatukan kita. Seringkali kita terpisah – sementara. Namun, walau begitu, radar kita begitu kuat. Aku dan kamu seakan begitu dekat, seperti itu kan?

Saat malam makin larut, ada kalanya aku ingin melihatmu terlelap, memeluk rinduku yang kemudian menjelma menjadi mimpi terindah.

Bila perlu, jadikan saja aku selimut dalam tidurmu, karena aku tak ingin sehelai saja kulitmu merasa kedinginan.

-2011-

**

Rara tengah menulis beberapa bait puisi ketika smartphonenya berdering. Telepon dari kekasihnya. Segera Rara mengangkat dan berbicara.

“Aku ingin melihat bintang.” Ucap Rara.

“Bukit bintang?”

“Dimana saja, asalkan melihat bintang, bersamamu.”

Iya, akan aku penuhi bila aku pulang nanti, sabar ya.”

Dan pembicaraan pun berlanjut seperti biasanya. Membicarakan tentang hal-hal yang tidak begitu penting misalnya. Tunggu, jangan menganggap hal-hal tak penting adalah buang-buang waktu. Bagi sepasang kekasih yang jarang bertemu, hal tersebut adalah hal yang begitu menarik. Mencairkan suasana? Menambah keakraban diantara jarak yang begitu jauh? Mungkin. Dan kerinduan seperti semakin beranak pinak. Memadati segala ruang yang ada di hati Rara.

“Aku rindu kamu, Bi.” Ucap Rara, lirih.

Tujuh hari lagi – tepat di hari ketika mereka mulai merajut cinta. Kekasih Rara berjanji akan datang menemuinya. Mengajaknya ke Bukit Bintang, tempat faforit mereka berdua. Tentunya Rara begitu bahagia. Ia tengah menyiapkan kejutan berupa cupcakes bertuliskan nama serta tanggal jadian mereka.

**

Bukit Bintang, 2015

Rara memandang langit, awan mendung berarak menutupi bulan juga bintang yang tengah tersenyum.

“Persis. Langitpun tak menyetujui kisah kita. Sudah tahun keempat, aku memandang langit sendiri. Tanpamu ada disampingku.” Gumam Rara dalam hati.

Empat tahun lalu, sebuah kejadian yang memilukan menimpa kekasih Rara. Ia mengalami kecelakaan dan nyawanya tak dapat tertolong lagi. Dan yang tersisa hanyalah beberapa cupcakes cantik, juga sebuah kartu yang berisi puisi, dibawahnya tertera dua nama berikut ucapan :

Happy Anniversary

Bintang Wiryawan dan Kejora Thenaya

**

Pergilah sayang

Lekas jemput mimpi terindahmu

Jangan lupa bawa segenggam rinduku

Untuk temanimu disana, di dalam tenang

Aku akan tetap disini

Menanti pagi

Walau tanpamu

Walau tanpa cahayamu

Untuk Bintang

Dari Kejora

**

Ilustrasi : Bintang Kejora

Ilustrasi : Cupcake

*

Putri Apriani

Jan, 2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun