Mohon tunggu...
Putoet Argo
Putoet Argo Mohon Tunggu... profesional -

Terimakasih Mau Menjadi Sahabatku http://dimensimouldmaker.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Konspirasi Politik Menentukan Harga Pemerintahan Jokowi

20 Januari 2015   23:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:43 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


( Gb.Doc.Tribun.com )

Jatuhnya harga minyak mentah dunia, yang mengegerkan banyak negara, diyakini bernuansa politis. Bahkan, kental dengan konspirasi politik.

Pak Presiden Jokowi Harga BBM Turun, Harga Sembako Layak Sebenarnya Kapan?.
Ketika harga BBM turun dan terjadi Disaat harga minyak mentah dunia sedang murah, seharusnya mau enggak mau semua harga sembako dan ongkos angkot ikut turun juga.
Sekarang harga BBM turun, tapi harga sembako dan ongkos angkot tetap ogah turun. Kalau sudah kayak begini, penguasa ekonomi, pengusaha angkot dan penguasa pasar nakal, yang mau seenaknya sendiri yang menjadikan perusak ekonomi di negeri ini.

Jangan-jangan para penguasa ekonomi taunya hanya mencari keuntungan sebanyak-banyaknya dari aktifitasnya. Beramai-ramai berkospirasi menjajah bangsa sendiri. Tanpa mengerti punya tetangga bahkan kehidupan masyarakat lain. Bahkan yang lebih parah seolah-olah Indonesia ini sudah disetifiketkan untuk dirinya, warga diluar lingkungannya hanya sebagai obyek penderita.
Negara ini akan terbengkalai kalau para stageholdernya mau menangnya sendiri. Asal tau saja negara ini terdapat banyak penguasa-penguasanya : dari penguasa ekonomi, penguasa politik, penguasa hukum, penguasa militer,dll. Bagaimana kalau masing-masing penguasa menerapkan aturan yang menguntungkan kelompoknya sendiri?. Dapat dipastikan Ketidak stabilan dan perkembangan negara terganggu.
Memang sewajarnya para penguasa ini memang diberikan haknya selama bisa mempertanggung jawabkan haknya, dan sanggup menjalankan kewajibannya dengan benar. Selama Para Penguasa terjadi penyimpangan dalam menjalankan antara hak dan kewajibannya, Pemerintah ( Pengelola Negara ) juga mempunyai hak dan kewajiban untuk membenahi sehingga menjadi lebih baik.
Belajar dari masa lalu, sudah berkali-kali dialami oleh Indonesia. Ketika harga BBM naik, maka harga lain ikut naik. Namun tidak berlaku sebaliknya jika harga BBM turun. Banyak rekaan dalih, ketika turun BBM tidak ada penurunan inflasi atau pertumbuhan ekonomi yang cukup berarti. Dan lain sebagainya alasan-yang kadang tidak masuk akal, cenderung mau menangnya sendiri.

Masyarakat berharap pemerintah Jokowi segera turun tangan untuk mengendalikan harga kebutuhan pokok di pasaran. Sebab jika terus mengalami kenaikan maka akan berpengaruh terhadap ketidak pastian ekonomi masayarakat, juga berakibat terjadi kurang kepercayaan masyarakat terhadap Pemerintahan Jokowi.

Pemerintah Jokowi yang paling bertanggung jawab dalam memastikan harga kebutuhan pokok bakal terseret penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, yang telah dilakukan dalam waktu dekat lalu. Perlu di giatkan cara menstabilkan harga dengan memperkuat dan memperbanyak intrumen Pemerintahan yang terjun langsung dalam ekonomi nasional, tidak cukup dengan sekedar mengawasi dan membuat kebijakan saja.

Kabar gembira, tentang BBM datang lagi dari Menko Perekonomian Sofyan Djalil. Ia menyebutkan bahwa Harga baru BBM pada bulan Frebruari akan ditentukan berdasarkan harga Mean of Plats Singapore (MOPS) terhitung 24 Dsember 2014 sampai dengan 24 Januari 2015. Turunya harga minyak dunia hingga US$ 50 per barel pada gilirannya akan diikuti penurunan harga BBM di Indonesia.
“Harga premium memang diturunkan seiring masih turunnya harga minyak mentah di pasar dunia, namun ketika harga minyak mentah dipasaran dunia naik lagi maka akan disesuaikan lagi. Hal itu disebabkan harga premium sudah mengikuti mekanisme pasar atau tanpa subsidi," katanya.
Pak Mentri Sofjan Djalil kepada media juga mengatakan bahwa sekarang ini sedang dihitung penurunannya dan akan kita sesuaikan. Saya yakin pada Februari 2015 akan turun lagi. Pemerintah berencana akan menetapkan harga BBM jenis premium dalam dua pekan sekali sesuai dengan harga minyak dunia. "Kalau pertamax ditetapkan dalam dua minggu sekali. Untuk sementara harga premium ditetapkan sebulan sekali, tetapi mungkin akan disesuaikan dalam dua minggu sekali.
Bulan februari pemerintah berencana turunkan lagi, masyarakat menengah bawah berharap diikuti turunnya harga kebutuhan pokok atau barang dan jasa lainya. Karena Paska kenaikan BBM sampai wacana penurunan kembali harga-harga kebutuhan itu belum terkendali.
Dan lagi kalau harga-harga semua dilepas kepasar,apa artinya rakyat ini di urus oleh pasar bebas tanpa perlindungan pemerintah sehubungan dengan kekuatan besar yang terorganisir dari penguasa pasar dalam negri dan penguasa pasar global. Dan Pemerintah berkewajiban mencari jalan keluar dari perjanjian-perjanjian pasar bebas yang kurang berpihak terhadap keberadaan negri ini.

Anjloknya harga minyak dunia bukan sekadar permainan ekonomi semata. Di belakang semua itu, ada skenario besar yang dimainkan negara-negara produsen minyak dunia. Skenario politik disebut sebagai motif utama dalam persaingan global.
Drama minyak itu telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir. Semua negara kini terkena dampaknya, baik positif maupun negatif. Lantas, siapakah yang memainkan politik minyak sejak Juni 2014 lalu hingga sekarang? Para analis politik menuding Arab Saudi dan Amerika Serikat (AS) menjadi dalang di balik anjloknya harga minyak dunia.
Mereka menggunakan pasar minyak yang terdepresi untuk menghancur musuh-musuhnya, khususnya Iran dan Rusia. Minyak bumi dapat menjadi senjata yang mematikan untuk melemahkan suatu negara, terutama dari segi ekonomi dan politik. Menurut Edward Lucas dari majalah Economist, Saudi maupun AS menggunakan minyak untuk melemahkan kekuasaan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Meski ada sanksi ekonomi AS dan Eropa terkait aneksasi Rusia terhadap Crimea dan permainan geopolitik di Ukraina timur, Moskow tetap tangguh dan percaya diri. Namun, turunnya harga minyak dunia belakangan ini membuat Rusia geram dan setengah putus asa.
Negara Rusia merupakan produsen minyak terbesar ketiga di dunia. Rusia sangat tergantung dengan harga minyak. “Hampir separuh pendapatan Rusia berasal dari minyak dan gas,” tutur Lucas, dikutip Daily Mail . Harga minyak yang mencapai titik terendah dalam lima tahun terakhir, dibawah USD50/barel pada pekan lalu membuat Rusia hampir berhenti bernapas.
Harga minyak yang terlalu rendah itu mampu melemahkan rubel, mata uang Rusia. Itu menyebabkan kepanikan. Pergerakan uang keluar dari Rusia meningkat tajam. Ini menjadi hari-hari yang terburuk bagi Rusia. Dunia pun mengetahui bagaimana harga minyak yang sangat rendah mampu menghancurkan Uni Soviet pada 1991 karena melemahnya perekonomian.
Kini, minyak yang rendah menjadi ancaman serius Putin yang berusaha menghidupkan kembali kekaisaran Soviet. Pertanyaan kini, apakah Putin akan tumbang?
“Komponen politik selalu menentukan harga minyak. Momen krisis juga disebabkan politik,” kata Putin dalam wawancara dengan media China yang dipublikasikan dalam situs kepresidenan Rusia. Putin telah memiliki strategi khusus. Dia tidak lagi menjual minyak dan gasnya ke pasar Eropa. Kedekatannya dengan negara-negara Asia Pasifik membuat Putin semakin percaya diri.

Selain itu Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan penurunan harga minyak dunia baru-baru ini adalah konspirasi politik.
Dalam pernyataannya, Rouhani tidak secara khusus menyebut negara-negara yang ia anggap bersekongkol menjatuhkan harga minyak dunia.
"Penurunan harga minyak bukan sesuatu yang biasa dan ada kaitannya dengan ekonomi, ini tidak hanya berkaitan dengan resesi global," tegas Presiden Hassan Rouhani.
"Alasan utamanya adalah konspirasi politik oleh negara-negara tertentu.
Pemerintah Iran sebelumnya berusaha menekan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk mengurangi kuota produksi sebagai upaya mengangkat harga, tetapi dalam pertemuan baru-baru ini OPEC memutuskan tidak mengubah jumlah produksi.

Minyak, Emas, Mata Uang, Agresi Militer, komponen ini yang paling sering dimainkan sebagai isue dalam politik ekonomi.
Kini, siapkah kesigapan Pemerintahan Jokowi menghadapi gejolak konspirasi politik ekonomi yang dimainkan oleh konspirator dalam dan luar negri?.

#Shame On Kospirator Ekonomi.
#Salam 5 jari : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun