Mohon tunggu...
Gunawan Pramadianto
Gunawan Pramadianto Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pengusaha Kecil yang sedang berusaha untuk menjadi pengusaha besar

Selanjutnya

Tutup

Catatan

(Disangka) Pingsan di Kamar Mandi

19 Oktober 2013   19:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:18 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah ini terjadi beberapa tahun yang lalu ketika saya masih bekerja di sebuah perusahaan distribusi costumer good's. Hari itu merupakan hari kerja terakhir sebelum libur panjang dan cuti bersama Iedul Fitri. Karena bos saya berasal dari luar kota, setelah Dzuhur beliau sudah pergi pulang kampung dan menitipkan pesan kepada saya agar jangan pulang sebelum karyawati di bagian keuangan selesai dengan pekerjaannya.

Karena bulan Ramadhan kesibukan di kantor berakhir pukul 16.00. Pukul 17.00 saya keluar sebentar untuk membeli makanan untuk berbuka puasa. Menjelang magrib hanya beberapa orang saja berada di kantor, saya, 3 orang karyawati bagian keuangan, OB yang biasa dipangigil Udin dan seorang satpam yang lebih senang berada di luar kantor nongkrong bareng dengan satpam tetangga kantor saya.

Setelah buka puasa, saya shalat magrib. Karena kantor sudah dibersihkan oleh Udin, maka sepatu saya tinggalkan di ruangan saya. Tanpa alas kaki saya ke kamar mandi pria yang kuncinya sudah mulai rusak untuk wudhu dan shalat di mushala. Setelah shalat saya masuk ke ruangan bos, untuk berselancar internet. Kenapa saya tidak berselancar di ruangan saya sendiri, tentunya duduk di kursi bos sambil berselancar lebih nyaman dari pada berselancar internet di meja saya. Ketika sedang saya berselancar, karyawati di bagian keuangan selesai mengerjakan pekerjaannya, karena mereka tidak bisa menemukan saya dikantor, mereka menitipkan pesan kepada Udin mereka pulang terlebih dahulu.

Giliran si Udin yang bingung, melihat ruangan saya masih menyala. Sepatu dan tas saya masih disana tetapi saya tidak ada di kantor. Udin tidak menyangka saya ada di ruangan bos, karena jika pintu ruang ini di tutup maka dari koridor tidak dapat terlihat ada atau tidak ada orang di ruangan ini, bahkan lampu ruangan menyala pun tidak terlihat. Undin bertanya pada satpan di depan. Tetapi satpam tidak melihat saya keluar kantor, bahkan mobil dinas saya masih ada terpakir. Artinya saya belum meninggalkan kantor.

Udin berkeliling kantor memanggil saya dan ketika mengecek ke kamar mandi, ternyata pintunya terkunci.  Udin mengedor-gedor pintu sambil memanggil nama saya, Udin panik menyangka saya pingsan di kamar mandi. Dengan sekuat tenaga Udin menendang pintu kamar mandi hingga jebol, dan hanya mendapati kamar madi yang kosong. Mendengar ribut-ribut saya keluar ruangan bos melihat apa yang terjadi. Udin senang melihat saya baik-baik saja. Dia bercerita, bahwa dia tidak menyangka saya berada di ruangan bos. Dia menyangka saya pingsan di kamar mandi sehingga menjebol pintu kamar mandi.

Setelah diselidiki ternyata ketika selesai wudhu saya terlalu keras membanting pintu kamar mandi, sehingga terkunci dengan sendirinya. Sebenarnya jika pintu terkunci, Udin masih bisa membuka pintu dengan kunci cadangan yang berada di pos satpam. Tapi karena panik, dia memilih jalan cepat dengan menjebol pintu.

Pagi hari di hari kerja pertama setelah libur berakhir, Udinn mendapatkan pekerjaan tambahan, memperbaiki pintu kamar mandi yang dia tendang sebelumnya.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun