Pada saat memutuskan untuk mendaftar kuliah, banyak siswa SMA yang memutuskan untuk memilih kampus di perantauan.
Mereka berpikir bahwa jauh daro orang tua dan keluarga merupakan hal yang ditunggu-tunggu.
Karena menurut mereka, dengan mereka merantau akan bebas melakukan hal apapun karena tidak ada yang melarang atau memantau.Â
Tak hanya itu, memilih kampus di perantauan membuat sebagian orang akan lebih mandiri dan seketika menjadi pandai dalam mengatur pengeluaran. Sebagian besar mahaiswa yang akan merantau memutuskan untuk tinggal di kosan yang ada di sekitar kampus.
Tetapi karena baru pertama kali merantau atau baru pertama kali menjadi anak kosan sudah pasti sebagian dari mahasiswa akan mengalami culture shock.
Hal tersebut dikarenakan sebelumnya mereka terbiasa tinggal di rumah bersama keluarganya.
Jadi bisa saja saat tinggal di rumah bersama keluarga masih terbiasa meminta tolong jika ingin meminta sesuatu dan sekarang saat menjadi mahasiswa perantauan harus dituntut untuk melakukan apa-apa sendiri karena keadaan yang mengharuskan itu semua.
Culture shock yang paling sering dialami oleh sebagian besar mahasiswa pada saat pertama kali ngekos yaitu hampir jatuh sakit karena malas membeli makan atau membuat makanan. Terdengar sepele bukan?
Memang biasanya hal-hal kecil yang dianggap sepele sering diremehkan oleh sebagian orang. Mengapa banyak yang jatuh sakit hanya karena malas makan? Karena sebelum ngekos, mereka terbiasa diingatkan makan oleh keluarganya di rumah. Belum lagi, jika di rumahnya selalu disediakan makanan.
Jika baru pertama kali ngekos, lalu sakit biasanya pada saat itu langsung teringat oleh keadaan rumah. Karena jika sakit di kostan, tidak enak ingin meminta tolong kepada teman yang lainnya.