Mohon tunggu...
Puti Puspitasari
Puti Puspitasari Mohon Tunggu... Lainnya - Veterinarian

Conservation enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Flora dan Fauna dalam Ancaman: Konsekuensi Aktivitas Manusia

9 Desember 2024   16:30 Diperbarui: 9 Desember 2024   20:01 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deforestasi salah satu penyebab hilangnya flora dan fauna (Sumber: pexels.com)

Dampak manusia terhadap penurunan flora dan fauna saat ini menjadi isu yang sangat serius dan memerlukan perhatian global. Banyak aktivitas manusia yang mengakibatkan rusaknya habitat flora dan fauna. Diperkirakan bahwa spesies menghilang 1.000 kali lebih cepat dibandingkan dengan tingkat kepunahan alami yang terjadi selama 65 juta tahun terakhir, dan sekitar 100 spesies akan punah setiap harinya di abad ke-21. 

International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List mencatat 18.688 spesies memiliki status terancam punah (endangered), dengan 10.235 spesies berstatus kritis (critically endangered), dan 926 spesies yang terdata punah (extinct). Data ini berasal dari 166.061 spesies yang sudah dinilai oleh IUCN, sedangkan masih ada 93.939 spesies lainnya yang belum diketahui.

Penurunan keanekaragaman hayati (Kehati) disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia, seperti urbanisasi, industrialisasi, pertambangan, dan perburuan liar. Aktivitas-aktivitas ini berkontribusi besar terhadap hilangnya keanekaragaman hayati. Banyak manusia berusaha memanfaatkan sumber daya alam untuk kenyamanan dan pembangunan, tetapi sering kali mengabaikan peran penting organisme lain dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Akibatnya, sumber daya alam dieksploitasi tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan.

Padahal, keanekaragaman hayati adalah dasar kehidupan di Bumi. Keanekaragaman ini mendukung ekonomi, menjaga keseimbangan ekosistem, dan meningkatkan kualitas hidup manusia. Kehilangan keanekaragaman hayati dapat mengancam ketahanan pangan, meningkatkan kerentanan terhadap bencana alam, dan menyulitkan akses terhadap udara dan air bersih, serta bahan baku produksi. 

Overpopulasi

Salah satu faktor utama yang berkontribusi pada penurunan keanekaragaman hayati adalah overpopulasi. Sejak Perang Dunia II, populasi manusia telah meningkat secara drastis, yang mengakibatkan peningkatan permintaan akan lahan untuk pertanian, industri, dan pemukiman. Hal ini mengurangi ruang bagi satwa liar dan menyebabkan banyak spesies terancam punah. Meskipun ada perhatian besar akan pelestarian alam, termasuk di kalangan ahli konservasi, jarang ada dorongan untuk mengurangi jumlah populasi manusia dikarenakan topik ini cukup sensitif dan pelik. Namun, jika penyebab utama hilangnya keanekaragaman hayati tidak teratasi, upaya pelestarian dikhawatirkan menemui kebuntuan.

Pertambangan

Pertambangan, atau ekstraksi mineral berharga dari dalam tanah, memainkan peran penting dalam perekonomian. Namun, kegiatan ini juga memiliki dampak negatif yang serius terhadap lingkungan, terutama pada flora dan fauna. Luasnya area yang dihancurkan untuk pertambangan, menyebabkan kehilangan habitat, ketidakstabilan ekosistem, kerusakan vegetasi asli, dan kepunahan spesies. Proses pertambangan juga mencemari lingkungan, mempengaruhi ketersediaan sumber makanan, air, dan tempat tinggal satwa liar. Meskipun beberapa spesies dapat beradaptasi, banyak spesies lainnya menghilang di area yang tercemar. 

Polusi

Polusi menjadi masalah besar bagi semua negara. Polusi terjadi ketika bahan berbahaya masuk ke dalam udara, air, atau tanah. Polusi udara, yang disebabkan oleh asap dan gas dari kendaraan, pabrik, atau pembakaran sampah, dapat merusak tanaman dengan mengganggu proses fotosintesis dan berkontribusi pada pemanasan global melalui peningkatan gas rumah kaca. Polusi air terjadi ketika limbah dari pabrik atau sampah dibuang ke sungai dan laut, yang dapat membunuh ikan dan hewan lain serta merusak ekosistem perairan. Polusi tanah, yang berasal dari bahan kimia berbahaya seperti pestisida dan pupuk kimia, dapat mencemari tanah, merusak kesehatan tanaman, dan membahayakan hewan.  Selain itu, kebisingan dari kendaraan dan aktivitas manusia lainnya dapat menyebabkan stres pada hewan dan mengganggu interaksi mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun