Penguasa Rumah Bagonjong mungkin saja sedang tertawa, karena upaya menjegal lahirnya koalisi besar perubahan, berjalan sesuai rencana. Partai Gerindra, yang sebelumnya menyepakati dukungan untuk calon gubernur penantang, Epyardi Asda, telah berubah haluan. Ketua DPD Gerindra Sumatera Barat, Andre Rosiade yang biasanya gemar mengkritisi Mahyeldi, kini mulai menjilati ludah sendiri.
Andre yang selama ini getol menyerang pemerintah daerah, sekarang terlihat bertekuk lutut di hadapan gubernur petahana. Rupanya, kekalahan telak Gerindra di Pemilihan Legislatif 2024, membuat nyalinya ciut untuk kembali berhadap-hadapan dengan rezim PKS yang telah 15 tahun berkuasa.
Namun, semangat perlawanan dari masyarakat yang ingin perubahan, tidak akan pernah padam. Mayoritas partai politik juga masih konsisten memperjuangkan suara rakyat yang berharap Sumbar ini dikelola dengan lebih baik. Setidaknya hal itu tergambar dari sikap tiga parpol besar, yaitu PAN, Golkar, dan Nasdem, yang tetap berkomitmen terhadap semangat ganti gubernur.
Menariknya lagi, bakal calon gubernur penantang yang sebelumnya banyak bermunculan, kini mulai mengerucut ke satu nama, yakni Epyardi Asda. Kapten 'Otewe' itu menjadi satu-satunya kandidat yang tersisa. Ia juga sudah menjalin komunikasi dan mendaftarkan diri di sejumlah parpol besar, sehingga diyakini sudah siap untuk berlayar. Nahkoda ada, kapal tersedia, tapi siapakah pendampingnya?
Beberapa hari yang lalu, Epyardi mengumpulkan ratusan simpul relawannya di posko pemenangan yang berada di Kelurahan Lolong Belanti, Padang. Informasi yang beredar, Bupati Solok itu tengah menyiapkan deklarasi besar untuk mengumumkan calon pasangannya pada Pilkada Sumbar 2024.
Menurut 'orang dalam' Kapten terlihat sangat 'happy' saat pertemuan dengan relawan. Di kantongnya kini sudah ada nama calon wakil dan parpol-parpol yang akan mendukung mereka di pilkada. Meski belum diumumkan, tapi relawan mulai menebak-nebak, siapa calon wakil yang Kapten maksud.
Sehari sebelum pertemuan relawan, Epyardi telah mendatangi kediaman Audy Joinaldy, wakil gubernur yang terzolimi. Audy merupakan donatur terbesar dalam kampanye Mahyeldi di Pilkada 2020 lalu. Ibarat kata 'habis manis sepah dibuang', kini Audy ditinggal begitu saja, lantaran Mahyeldi mendapat suplai dana baru dari Gerindra.
Wajar jika banyak yang menduga telah terjadi kesepakatan antara kedua tokoh ini. Bisa jadi akan saling mendukung di pilkada, atau bisa pula sama-sama maju sebagai calon yang berpasangan. Apalagi, sebelum bertemu Audy, foto Epyardi bersama Joy Kahar, ayah Audy, juga telah beredar luas di dunia maya, yang seolah-olah memberi isyarat bahwa telah merestui lahirnya sebuah koalisi.
Peluang Epyardi-Audy untuk maju berpasangan, sebenarnya terbuka cukup luas. Audy baru saja berganti partai dari PPP ke Gokar. Sementara Golkar disebut-sebut telah memberikan restu kepada Epyardi. Dua partai ini saja, PAN dan Golkar, telah memenuhi syarat ambang batas kursi DPRD. Apalagi jika nanti Nasdem dan Demokrat ikut pula bergabung.
Barangkali ada yang berpikir tidak mungkin terjadi karena mereka sama-sama berasal dari Solok, tapi Mahyeldi-Vasco Ruseimy juga berasal dari daerah yang sama, yaitu Agam. Jadi, asal daerah kandidat itu sudah tidak relevan lagi untuk diperdebatkan.