Mohon tunggu...
Puti Lona
Puti Lona Mohon Tunggu... Penulis - Mandiri

Pengamat Sospol

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Epyardi Berpeluang Menang Hattrick Lawan Mahyeldi

10 Juli 2024   11:44 Diperbarui: 10 Juli 2024   11:47 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemilihan kepala daerah (pilkada) hampir dipastikan berlangsung head to head alias satu lawan satu. Ibarat petinju di atas ring, Mahyeldi Ansharullah sebagai petahana akan berduel dengan Epyardi Asda selaku penantang. Siapa yang bakal tumbang, masyarakat Sumatra Barat nanti yang akan menentukan.

Namun, jika publik ingin mengukur ketokohan kedua kandidat ini, kita bisa menengok sedikit ke belakang, sebab pertarungan keduanya sudah terjadi sejak jauh-jauh hari. Dan, untuk sementara, pemenangnya ialah Epyardi.

Pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 lalu, baik Mahyeldi maupun Epyardi, sama-sama mencalonkan keluarganya untuk ikut berkontestasi. Mahyeldi menyokong istri dan anaknya, sementara Epyardi membantu anak dan adiknya. Kursi yang disasar juga sama, yaitu DPR RI dan DPRD Sumbar. Lebih menarik lagi, untuk DPR RI, kandidat yang diusung berlaga di daerah pemilihan yang sama pula, yakni Sumbar 1.

Di Sumbar 1 itu, bertarung politisi Partai Amanat Nasional (PAN), Athari Gauthi Ardi. Ia merupakan putri sulung Epyardi. Ia melanjutkan pengabdian ayahnya yang sudah tiga periode menjadi wakil rakyat. Sementara, Mahyeldi mengutus istrinya, Harnelli sebagai calon dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Hasilnya, Athari berhasil melenggang ke Senayan dengan bekal suara terbanyak ketiga di Dapil Sumbar 1. Putri Bupati Solok itu hanya kalah suara dari politikus Partai Gerindra, Andre Rosiade, dan politikus Partai Nasdem, Lisda Hendrajoni.

Sedangkan, Harnelli yang sudah memakai embel-embel nama Mahyeldi di belakang namanya, gagal total meraih suara untuk menjadi wakil rakyat di pusat. Istri Gubernur Sumbar itu bahkan hanya berada di urutan ketiga peraih suara terbanyak di partai politiknya. Ia kalah dari Rahmad Saleh dan Hermanto. Skor 1-0 untuk keunggulan Epyardi.

Kemudian, pertarungan kubu Mahyeldi dan kubu Epyardi juga terjadi di tingkat pemilihan anggota DPRD Sumbar. Anak Mahyeldi, Taufigur Rahman, yang maju dari PKS di Dapil Sumbar 4, Pasaman dan Pasaman Barat, gagal mendapatkan suara minimal untuk menjadi wakil rakyat. Sementara, adik Epyardi, Lastuti Darni, yang tampil dari PAN Dapil 7 Solok Raya, mendapat suara melimpah. Keunggulan Epyardi atas Mahyeldi menjadi 2-0.

Kedua pertarungan politik ini setidaknya bisa memberikan gambaran siapa yang memiliki pengaruh kuat di masyarakat. Andai Mahyeldi itu benar-benar dicintai rakyat, kenapa keluarganya tidak dipercaya sehingga gagal mendapatkan suara? Sebaliknya, jika Epyardi itu tidak disukai rakyat, kenapa pula keluarganya begitu diharapkan untuk mewakili rakyat di legislatif pusat dan daerah?

Melihat kondisi ini, ditambah lagi dengan semakin banyaknya dukungan masyarakat kepada kandidat penantang, bukan tidak mungkin Epyardi bakal mampu mencetak hattrick kemenangan dalam pertarungan politik di pilkada nantinya melawan gubernur petahana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun