Mohon tunggu...
Puti Diyaz
Puti Diyaz Mohon Tunggu... -

Insan biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berburu Harta Karun, Menuai Badai

4 Maret 2010   08:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:37 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketika manusia sudah dibutakan oleh keinginan kaya mendadak dengan cara instan, apapun akan ditempuhnya. Tidak peduli dengan cara benar atau salah. Bahkan berbohong sudah dia dianggap hal yang penting untuk mencapai tujuannya. Begitu kuatnya rayuan dunia sehingga dia tidak sadar telah mematikan kebahagian yang hakiki. Ini kejadian yang ku lihat dan kudengar dari cerita beberapa teman. Tentang 3 orang laki –laki yang tergiur untuk mendapatkan harta dalam waktu yang singkat dan mudah. Laki –laki pertama : menikahi seorang janda yang berkehidupan boleh di bilang sangat berkecukupan. Bahkan laki –laki tersebut diberi sebuah toko oleh sang istri. Tapi anehnya tetap saja dia lebih memilih mencari kekayaan dengan cara yang tidak wajar. Mencari kekayaan dengan memburu barang –barang kuno. Seperti samurai, keris dan batu giok. Bahkan harta karun. Sudah berpuluh –puluh juta uangnya habis tapi tidak membuahkan hasil. Dan rumah tangganya goncang. Laki –laki kedua : seorang yang memiliki pendidikan doctor. Terbelit hutang karena ditipu. Mencari uang buat membayar hutangnya dengan cara memburu memburu harta karun. Tapi sampai saat ini belum membuahkan hasil. Yang ada si istri malah lari alias kabur dari rumah karena tidak tahan dengan apa yang diperbuat oleh sang suami. Laki – laki ketiga : seorang pedagang, menikahi seorang wanita yang mandiri yang memiliki pekerjaan. Si wanita tidak menuntut apa – apa dari sang suami karena dia sadar penghasilan suaminya. Si istri tidak pernah nayakan keuangan suami dan minta bagiannya. Ternyata sikap yang tidak banyak menuntut dari si istri membuat suami lupa daratan. Dia menganggap status social dan harga dirinya terletak pada harta yang banyak.Si suami pun larut dalam dalam berburu harta karun. Bahkan meminjam uang si istri dengan alasan yang dibuat-buat (bohong).Dan kini rumah tangganya juga diambang kehancuran karena si istri sudah mulai tahu aktifitasnya. Si istri hanya tinggal menunggu bukti yang kongkrit, untuk mengajukan gugatan cerai. Tiga laki –laki ini tidak menyadari bahwa mereka sudah mempertaruhkan kebahagian rumah tangga mereka. Menggadaikan kebahagian kepada setan.Memporak porandakan surga rumah tangga mereka. Dan memberikan neraka rumah tangga pada istri – istrinya. Mereka sampai lalai dengan kewajiban sebagai seorang suami. Menelantarkan sang istri demi mendapatkan yang tidak akan mungkin didapatkan. Tidak sadarkah mereka atau kapankah mereka bisa membuka mata. Bahwa sebenarnya mereka telah terkecoh oleh tipu daya setan dan orang –orang yang bersekutu dengan setan. Telah berpuluh – puluh juta uang melayang dan berulang kali mengalami kegagalan dari usahanya itu. Dan bertahun – tahun menyia –nyiakan waktu. Tapi hasilnya Cuma angan-angan tanpa kenyataan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun