Mohon tunggu...
Putera Lengkong
Putera Lengkong Mohon Tunggu... Coach OLIMPIAN Emas Indonesia di Rio 2016 dan Motivator PARA JUARA -

Putera Lengkong, MBA adalah Mental Coach OLIMPIAN EMAS Indonesia di Rio 2016 dan Motivator PARA JUARA. Pembicara Seminar, Trainer, Mentor, Coach NLP untuk Personal, Team, Business, dan Sport Excellence. Penulis 3 Buku BEST SELLER, 4 CD Audio Laris, dan Business Owner (EO dan training provider, retail, perbankan, developer properti)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melatih Otot Juara, Bisakah?

21 Februari 2017   12:52 Diperbarui: 26 April 2017   07:00 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sahabat Juara,

Apakah kebetulan jika Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad kembali menjadi Juara? Seperti berita yang sudah kita tahu, pasangan ganda campuran bulutangkis Indonesia itu kembali menjadi Juara China Open dan Hongkong Open Super Series 2016? Sebelumnya, di tahun yang sama, mereka meraih emas dalam Olimpiade di Rio? Sebelumnya lagi tiga kali (Hattrick) Juara All England (2012, 2013, 2014), dan untuk Liliyana Natsir tiga kali juara dunia dengan pasangan yang berbeda (2005, 2007, 2013).

Sebagai Mindset Coach yang turut mengantar kedua pasangan tersebut menjadi Juara Dunia, dan oleh karenanya saya dijuluki Motivator PARA JUARA, saya merasa perlu menanggapi pertanyaan bagus itu.

Di seminar atau workshop, saya ada waktu cukup banyak untuk menjelaskan bagaimana Juara itu bisa diulang-ulang. Di sini, karena keterbatasan ruang juga, saya akan jelaskan secara sederhana.

Singkatnya, ternyata, keberhasilan manusia tidak hanya ditentukan oleh memori otak (brain memory), melainkan juga oleh memori otot (muscle memory). Keduanya bertalian. Memori otak dibangun dari pengetahuan, sedangkan memori otot dihasilkan dari latihan. Jika keduanya sudah terlatih betul, tak mudah dipilah apakah suatu tindakan ditentukan oleh memori otak semata atau juga oleh memori otot.

Pasangan Juara yang sudah mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia itu punya banyak pengetahuan untuk menjadi Juara. Salah satunya mereka punya pengalaman menjadi Juara. Otak menyimpan ingatan bagaimana rasanya menjadi Juara, juga tahu bagaimana proses menjadi Juara tersebut berlangsung. Logika mereka mengatakan, sesuatu yang pernah mereka raih tentu bisa diraih kembali, bahkan dengan cara dan sikap yang lebih mudah dari sebelumnya.

Namun mereka menyadari, pengetahuan saja bisa membiaskan impian mereka. Mereka pasti berhitung, kalau pun pernah menang, lawan tanding yang bakal dihadapi besar kemungkinan berbeda. Bisa jadi lawan mengubah strategi permainan agar "tidak mudah dibaca" dan untuk mengacaukan ritme permainan mereka. Dukungan dari penonton tentu juga beda untuk setiap pertandingan. Cuaca dan arena juga tak selalu sama. Artinya, pengetahuan tentang Juara itu pun mesti selalu diuji.

Bagaimana cara mengujinya? Tiada lain adalah terus menempa diri dalam latihan-latihan otot sampai dengan mahir. Ya, latihan otot layaknya olah raga itu.

Caranya sederhana. Pertama, visualisasikan kembali suasana ketika anda pernah Juara—juara apa pun. Ingat-ingat kembali berapa banyak orang yang menyoraki kehebatanmu, dengarkan kembali suara tepuk tangan penonton, dan rasakan kembali bagaimana anda bangga menerima anugerah itu. Visualisasikan seolah-olah anda ada kembali di sana.

Kedua, putar kembali film anda bagaimana proses menjadi Juara tersebut. Ingat-ingat kembali bagaimana anda mengumpan ke lawan, mengembalikan serangan, dan melontarkan serangan tajam. Ajak tangan anda menggerakkan kembali gerak demi gerak saat pertandingan itu. Ajak pula kaki dan seluruh tubuh untuk memeragakan ulang gerakan-gerakan selama pertandingan.

Ketiga, ingat-ingat kembali persiapan apa saja yang sudah anda tempuh sebelum pertandingan  berlangsung? Ada pemanasan? Ada sikap hening sebentar supaya tenang? Ada doa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun