Kementerian Pertanian memberikan perhatian serius terhadap kasus Anthraks yang menyerang ternak sapi dan kambing di Kabupaten Sleman dan Gunung Kidul, Provinsi DIY. Tindakan cepat telah diambil dengan intensifikasi desinfeksi, vaksinasi, dan pengawasan lalu lintas ternak. Sejak 8 Maret 2024, tidak ada lagi laporan kasus kematian ternak yang diduga terkena Anthraks.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah, menegaskan pentingnya langkah preventif dan vaksinasi secara rutin. Pemahaman peternak terkait cara pencegahan Anthraks perlu ditingkatkan. Selain itu juga perlu edukasi kepada masyarakat tentang tindakan yang tepat jika menemukan kasus di lapangan yaitu dengan melaporkan ke petugas keswan, tidak menyembelih tanpa izin, dan tidak mengonsumsi ternak yang sakit. Penguatan check point lalu lintas ternak, koordinasi lintas wilayah, dan tindakan hukum terhadap penjualan ternak sakit juga menjadi fokus.
Dalam kesempatan yang sama, Nasrullah juga menyerahkan bantuan Kementerian Pertanian berupa vaksin Anthraks produksi Pusvetma, ANTHRAVET (2.600 dosis), vitamin (1.500 botol), obat-obatan (600 botol), dan spuit (20.000 set) kepada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi DIY.
Jajaran pemerintah daerah bersama Bupati Sleman, turut melakukan upaya pemantauan, desinfeksi, pengobatan, dan vaksinasi. Dukungan lintas instansi dan sosialisasi kepada masyarakat juga ditekankan sebagai upaya pencegahan.
Harapannya, dengan langkah-langkah ini, pengendalian dan penanggulangan Anthraks di DIY dapat berjalan efektif dan dapat memberi ketenangan bagi masyarakat dalam mengonsumsi daging dan produk olahan daging sapi dan kambing.
Cegah Anthraks dengan cara yang benar dan dosis tepat. Lakukan vaksinasi dengan ANTHRAVET, vaksin Anthraks produksi Pusvetma-Kementan.
