[caption id="attachment_198978" align="aligncenter" width="614" caption="ilustrasi - http://www.library.fau.edu"][/caption]
Pendahuluan
Visi yang saat ini dikembangkan Perguruan Tinggi besar (UGM, UI, ITB, dll.) di Indonesia, menjadikan universitas peneliti. Visi ini dipilih salah satu faktornya adalah hasil publikasi Asiaweek mengenai peringkat perguruan tinggi di kawasan Asia. Publikasi tersebut menunjukkan bahwa perguruan tinggi besar di Indonesia tidak masuk dalam 10 besar. Universitas Gadjah Mada misalnya, dalam publikasi tersebut masuk pada peringkat ke-27. Hal ini menunjukkan bahwa hasil akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional tidak dapat dijadikan jaminan standart kualitas perguruan tinggi di Indonesia.
Pertimbangan lain ditetapkannya visi universitas peneliti adalah adanya kebijakan pemerintah untuk mengurangi subsidi terhadap perguruan tinggi besar, dengan menjadikan sebagai Perguruan Tinggi Berbadan Hukum Milik Negara (BHMN). Kondisi ini menuntut universitas untuk mencari terobosan dalam pembiayaan pendidikan. Penelitian merupakan salah satu alternatif yang mungkin dapat dikembangkan untuk mendapatkan sumber pembiayaan universitas. Harapannya hasil-hasil penelitian dapat dimanfaatkan lembaga-lembaga swasta sebagai mitra.
Upaya untuk mewujudkan visi sebagai universitas peneliti, keberadaan saran dan pra-sarana pendukung sangat penting. Satu diantara adalah keberadaan perpustakaan di universitas. Keberhasilan perpustakaan dalam mendukung universitas peneliti tidak bisa lepas dari kualitas dan kemampuan sumber daya pustakawan. Kenyataan saat ini, daya dukung kualitas pustakawan masih rendah. Hal ini merupakan kendala yang krusial dalam menuju universitas peneliti. Permasalahannya adalah upaya strategis bagaimana yang perlu dilakukan untuk meningkatkan sumber daya pustakawan berkualitas dalam rangka mendukung visi universitas peneliti.
Peran SDM dalam Mendukung Universitas Peneliti
Menurut Boyer (1998) dalam Sucipto (1999) bahwa yang dimaksud universitas peneliti, yaitu universitas yang menyelenggarakan program bakaloriat secara penuh, yang mempunyai komitmen tinggi terhadap pendidikan Pasca Sarjana, dan memberikan perioritas tinggi terhadap penelitian. Kesungguhan dan kreativitas universitas peneliti dalam melakukan inovasi kunci penting. Serta upaya serius dalam mendesiminasikan hasil-hasil penelitian menjadi kenyataan yang seolah-olah mendominasi.
Salah satu strategi yang dilakukan universitas peneliti untuk menghasilkan produk penelitian unggulan adalah melengkapi jurnal dan sarana komunikas di perpustakaan. Dengan maksud sebagai jembatan untuk menghubungkan dunia internasional, baik melalui internat atau yang lainnya.
Perpustakaan di unversitas peneliti berfungsi sebagai terminal informasi, yaitu tempat penampungan sementar informasi (karya ilmiah, hasil peneliti, atau publikasi lain) dari penulis dan penerbit yang dimanfaatkan peneliti (Samiyono, 1994). Ketersediaan informasi di perpustakaan sebagi rujukan bagi peneliti mempunyai peran penting dalam menunjang hasil penelitian. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai data dan informasi khusus dalam pelaksanaan penelitian.
Pada posisi ini pustakawan di perpustakaan sebagai pekerja informasi, yaitu mengolah dan menyajikan kembali informasi kepada pemakai (mahasiswa, dosen, peneliti dan staf). Kualitas sumber daya pustakawan mempunyai peran penting dalam mendukung keberhasilan universitas peneliti. Ketersedia sumber daya pustakawan yang berkualitas merupakan tuntutan utama yang perlu diupayakan.
Keterbatasan Kualitas SDM Pustakawan
Keberhasilan dalam mendukung universitas peneliti sangat tergantung pada kualitas sumber daya pustakawan. Kualitas di sini tidak hanya terbatas dalam kemampuan dalam menguasai pengetahuan saja. Tetapi juga mampu memahami peran serta perubahan yang terjadi secara cepat (Sutiarso, 2003).
Kenyataan saat ini menunjukkan bahwa kualitas sumber daya pustakawan masih mengalami keterbatasan baik dalam menguasai pengetahuan ataupun dalam penyesuaian dalam perubahan. Ini terjadi karena faktor tingkat pendidikan sumber daya pustakawan. Data menunjukkan bahwa prosentase terbesar pustakawan di universitas berlatar belakang pendidikan tingkat SLTA. Sedang yang latar belakang pendidikan ilmu perpustakaan prosentasenya kecil.
Disamping itu perkembangan informasi dan teknologi dewasa ini memaksa pustakawan untuk mampu menguasai teknologi. Tuntunan ini muncul agar menyajikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian dapat terpenuhi. Jika keterbatasan sumber daya pustakawan tidak menjadi perioritas, dapat mejadi faktor penghambat dalam mendukung keberhasilan universitas peneliti.
Strategi Peningkatan Sumber Daya Manusia Pustakawan
Ketersedian sumber daya pustakawan dalam mendukung universitas peneliti, tidak hanya sebatas pada sumber daya trampil saja, yaitu tenaga pustakawan yang mampu memberikan pelayanan. Tetapi juga sumber daya pustakawan yang mampu untuk mengadakan evaluasi dan pembuat keputusan sesuai dengan tuntutan sebagai universitas peneliti. Kemampuan untuk membuat keputusan dibutuhkan kepribadian yang kuat. Hal ini diperlukan agar mampu untuk menentukan pilihan terhadap beberapa kemungkinan (Sastrohamidjojo, 1999).
Mengacu pada pendapat Sastrohamidjojo (1999) diatas, maka strategi peningkatan kualitas merupakan upaya sistematis yang dilakukan untuk mewujudkan sumber daya pustakawan. Sehingga pustakawan mempunyai kompentensi dalam mendukung universitas peneliti. Kompentensi tidak diartikan sebagai kemampuan menguasai ketrampilan serta pengetahuan saja, tetapi juga mampu memahami dalam perubahan yang semakin cepat.
Hasil penelitian mutakhir juga membuktikan bahwa keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan pada aspek kecerdasan/ketrampilan saja tetapi aspek emosional / kepribadian mempunyai peran besar. Demikian juga bagi pustakawan keberhasilan dalam melaksanakan tugas tidak saja didukung aspek kemampuan saja, tetapi juga aspek kepribadian.
Untuk itu strategi yang dilakukan dalam peningkatan kualitas sumber daya pustakawan, selain aspek kemampuan juga pada aspek kepribadian pustakawan. Agar pustakawan mampu beradaptasi dengan perubahan.
Pada aspek kemampuan strategi yang dilakukan untuk meningkatakan sumber daya pustakawan, meliputi :
1.Memberikan peluang pada pustakawan untuk mengambil studi pada ilmu perpustakaan atau informasi baik pada tingkat diploma, S1, S2 atau bahkan S3;
2.Mengadakan short course dalam upaya penyegaran atau penguasaan pada tekhnologi;
3.Memberikan kesempatan pada pustakawan untuk mengikuti kegiatan ilmiah baik dalam bentuk seminar, workshop, lokakarya, simposium ataupun yang sejenis;
4.Mengikuti pelatihan dalam penguasan bahasa asing dalam hal ini dituamakan bahasa Inggris;
5.Meningkatkan sistem rekuitmen untuk mendapatkan pustakawan yang berkualitas.
Aspek kepribadian strategi yang dilakukan untuk meningkatkan sumber daya pustakawan, meliputi :
1.Mengadakan pelatihan-pelatihan tentang motivasi;
2.Mengadakan outbon bagi pustakawan;
3.Membangun kecerdasan emosional pustakawan;
4.Pelatihan-pelatihan tentang kerja tim;
5.Menyelenggarakan kajian nilai-nilai keagaman bagi pustakawan.
Dari strategi ini nampak sekali bahwa strategi peningkatan kualitas sumber daya pustakawan dalam mendukung keberhasilan universitas peneliti dilakukan secara komprehensif, tidak hanya pada satu aspek saja.
Penutup
Kualitas sumber daya pustakawan mempunyai peran penting dalam mendukung universitas peneliti. Keterbatasan sumber daya pustakawan menjadi kendala dalam mencapai keberhasilan sebagai universitas peneliti. Untuk itu peningkatan kualitas sumber daya pustakawan merupakan kebutuhan utama yang tidak mungkin untuk dihindarkan. Peningkatan sumber daya pustakawan dilakukan tidak hanya pada aspek kemampuan saja, tetapi juga pada aspek kepribadian.
Langkah yang dilakukan untuk peningkatan sumber daya pustakawan agar dapat berhasil dengan baik, maka harus dilakukan upaya pemetaan tentang potensi dan kemampuan pustakawan. Kemudian setelah didapatkan peta potensi sumber daya pustakawan perlu diadakan strategi yang sistematis untuk peningkatan kualitas, baik pada aspek kemampuan atau aspek kepribadian. Sehingga keterlanjutan strategi peningkatan kualitas dapat terjaga dan dapat berjalan dengan baik.
Daftar Pustaka
Samiyono, David, 1994. Menyongsong Automasi Layanan Perpustakaan: Ditinjau dari Segi Manajemen Pemasaran Informasi, Universitas Sebelas Maret, Solo.
Setiarso, Bambang, 2003. Perpustakaan Khusus dan Hak Memperoleh Informasi, Perpustakaan Nasional, Jakarta.
Sastrohamidjojo, Hardjono, 1999. Strategi Penelitian yang Berwawasan Enterpreneuship, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Sucipto, Helly Prayitno, 1999. Strategi Pengembangan Penelitian dalam Peningkatan Enterpreneuship, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Megginson, David 1993. Human Resource Development: Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta, PT. Elex Media Komputindo.
Mahayana, Dimitri 2002. Quantum Quotient Kecerdasan Quantum: Cara Praktis Melejitkan IQ, EQ, dan SQ yang Harmonis, Bandung, Yayasan Nuansa Cendekia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H