Mohon tunggu...
Saskia Ubaidi
Saskia Ubaidi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pustaka Aristoteles

Saya menulis analisis pribadi mengenai situasional current affair, isu-isu politik, sosial, dan ekonomi di Indonesia dengan tujuan membangkitkan kesadaran masyarakat akan pentingnya partisipasi aktif , berfikir kritis dan mengambil peran dalam menciptakan masa depan yang lebih baik untuk Indonesia. Melalui tulisan saya, saya berharap dapat berkontribusi pada kebangkitan Indonesia, yang saya sebut sebagai "Indonesia Renaissance."

Selanjutnya

Tutup

Politik

Maknai Hari Pancasila dengan Konteks Pengambilan No urut KPU

1 Juni 2014   21:07 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:50 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

KPU akan mengundang setiap pasangan capres dan cawapres untuk mengambil nomor urut untuk pencoblosan pada hari Minggu, tanggal 1 Juni 2014.

Namun bersamaan dengan momentum ini marilah kita kembali untuk merenungkan bahwa adalah yang bernama “Pancasila”yang dilahirkan bertepatan juga dengan hajatan KPU ini.

1 Juni sebagai hari kelahiran Pancasila akan kita kenang selalu karena “Pancasila” lebih dulu dikonsep sebagai dasar, Ibarat membangun rumah, Pancasila merupakan pondasinya.

Setelah sekian lama Indonesia merdeka, seharusnya Pancasila sudah mantab menjadi bagian dari identitas,karakter dan perekat bangsa ( Rindu Pancasila:merajut Nusantara,2010).

Bagi bangsa Indonesia, sikap hdup yang diyakini kebenarannya tersebut bernama Pancasila. Nilai-nilai yang terkandung di dalam sila-sila Pancasila tersebut berasal dari budaya masyarakat bangsa Indonesia sendiri.

Oleh karena itu, Pancasila sebagai inti dari nilai-nilai budaya Indonesia maka Pancasila dapat disebut sebagai cita-cita moral bangsa Indonesia. Cita-cita moral inilah yang kemudian memberikan pedoman, pegangan atau kekuatan rohaniah kepada bangsa Indonesia di dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Melanjutkan  “Euphoria KPU", marilah kita memaknai bahwa para pemimpin bangsa ini harus bisa mengajak semua kalangan untuk memaknai Pancasila secara luas.

Mari kita tunggu nomor urut para kontestan calon pemimpin bangsa ini dan tentukan pilihan kita pada nomor yang mampu menghadirkan kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi lebih baik.

Satukan Hati untuk memilih pemimpin yang bisa memaknai Pancasila. Seseorang yang bukan berapi-api menyampaikan Pancasila,tetapi perilakunya bertolak belakang, ataupun seolah menyuarakan kepentingan umum tetapi kenyataan menyandera ruang publik untuk kepentingan perseorangan.

Salam Perubahan-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun