Syahdan, terbetiklah sebuah kabar yang menggegerkan dunia binatang. Konon, para binatang besar ingin membuat sekolah untuk para binatang kecil. Mereka, para binatang besar itu, berencana menciptakan sebuah sekolah yang memungkinkan semua binatang menjadi pintar dan sangat cerdas, serta serba bisa. Berbagai materi wajib yang harus dimiliki oleh setiap binatangpun dibuat kurikulumnya sebagai panduan. Di dalamnya termasuk semua bidang keahlian binatang, seperti: bidang kehalian memanjat, terbang, berlari, berenang, menggali, dan lain sebagainya.
Binatang besarpun mengumpulkan binatang-binatang lain yang benar-benar ahli dalam bidang yang dibutuhkan oleh semua binatang. Pada awalnya, mereka semua dikumpulkan untuk merumuskan macam-macam bidang keahlian yang akan diajarkan kepada semua binatang. Karena banyaknya jenis keahlian, maka dibentuklah Team Perumus Khusus berdasarkan bidang keahliannya masing-masing. Setiap team perumus bermusyawarah, dan hasilnya dibukukan dalam bentuk buku panduan khusus, seperti kurikulum.
Binatang Besar memiliki tujuan yang sangat mulia, yaitu mencerdaskan kehidupan semua binatang, tanpa kecuali. Oleh karena itu, merekapun (sesama binatang besar, seperti: gajah, kerbau, kuda nil, buaya, harimau, dan lain sebagainya) bermusyawarah untuk menentukan bidang keahlian utama yang harus dikuasai oleh setiap binatang. Akan tetapi usaha tersebut tidak membuahkan hasil mengingat kenyataan bahwa bidang keahlian yang ada, semuanya sangat penting
Anehnya, mereka tidak dapat mengambil kata sepakat tentang subjek mana yang paling penting. Mereka akhirnya memutuskan agar:
- pada tingkat dasar, semua murid mengikuti seluruh mata pelajaran yang diajarkan. Pada tingkat ini, setiap murid harus mengikuti mata pelajaran memanjat, terbang, berlari, berenang, dan menggali.
- dilakukan penjurusan sesuai bakat dan minat masing-masing binatang. Pada tingkat ini, setiap binatang bebas menentukan sesuai dengan keahlian yang ingin dikuasainya.
Tahun Ajaran barupun dimulai, dan sekolah dipenuhi para orang tua binatang, mulai dari semut, kecoa, lebah, tikus, burung pipit, elang, merpati, ular, kadal, buaya, kucing, musang, kancil, kambing, singa, macan, kerbau, sapi, gajah, kuda nil, dan lain sebagainya, yang ingin menyekolahkan anaknya agar pintar dan memiliki kemampuan yang lebih dibanding orang tuanya.
Hari-hari belajar pun dimulai. Para anak binatang sungguh sangat senang karena dapat belajar dan bermain-main bersama. Bukan hanya saling mengenal diantara sesama binatang saja, akan tetapi merekapun mengetahui keanekaragaman dalam dunia binatang.
Demikian pula para orang tua binatang, mereka sangat senang melihat anak-anak mereka yang ceria, apalagi mereka sudah diperkenalkan dengan latihan dasar kebinatangan. Orang tua binatang bertambah senang tatkala anak-anak mereka bercerita tentang berbagai macam karakter dan kebisaan teman-temannya.
"Wah..., hebat anakku. Suatu saat anakku akan jauh lebih pandai dariku yang bisanya hanya mengorek-ngorek tanah saja.", cetus induk ayam yang 100% sudah mempercayakan pendidikan anaknya pada Sekolah Para Binatang.
"Iyaa..., anakku juga. Aku dan anakku memang jago lari, tapi suatu saat anakku juga akan jago berenang!", kata induk kelinci.
Dan begitu pulalah para orang tua binatang yang lain, mereka semua sangat puas dengan adanya Sekolah Para Binatang tersebut.
Pendidikanpun berlanjut dan berjalan lancar. Hingga pada suatu tingkatan (kelas) tertentu, semua anak binatang diajarkan keahlian-keahlian binatang, seperti berlari, berenang, menggali, terbang, menerkam, memanjat, dan lain sebagainya. Semuanya diajarkan, tanpa kecuali.