Mohon tunggu...
Puspo Lolailik Suprapto
Puspo Lolailik Suprapto Mohon Tunggu... Lainnya - Esais/Bookstagrammer

Nulis apa saja :)

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Penance, Menelusuri Sisi Gelap Pola Asuh Orangtua dan Dampaknya Terhadap Trauma Anak

23 Juli 2024   05:38 Diperbarui: 23 Juli 2024   06:16 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penance, Menelusuri Kegelapan Pola Asuh dan Dampaknya Terhadap Trauma Anak (dokpri)

Minato Kanae, seorang penulis novel misteri terkenal, selalu menghasilkan karya yang menarik untuk dibaca. Setelah sukses dengan novel debutnya, Confessions, yang meraih posisi pertama dalam 10 besar novel misteri terbaik versi Weekly Bunshun, Minato Kanae kemudian menerbitkan buku berikutnya, Penance.

Penance mengisahkan sudut pandang masing-masing tokoh, yaitu Sae, Maki, Akiko, dan Yuka, yang menceritakan penderitaan mereka setelah teman mereka, Emily, terbunuh 15 tahun lalu. Setiap karakter memiliki cerita sendiri yang saling terhubung, yang akhirnya membawa mereka pada kesimpulan akhir cerita.

Menariknya, selain mengisahkan tragedi pembunuhan, Kanae juga mengungkap sisi gelap pola asuh di masyarakat Jepang yang jarang dibahas. Dia menunjukkan bagaimana lingkungan rumah dapat mempengaruhi karakter hingga ke persepsi anak. Kanae percaya bahwa pola asuh yang salah dapat berdampak negatif, terutama pada anak yang mengalami trauma. Hal ini terlihat jelas pada keempat tokoh yang menjadi saksi pembunuhan Emily saat mereka masih kelas 4 SD.

Kanae mengungkap bahwa pola asuh di Jepang, yang mengharuskan anak menjaga keharmonisan keluarga dengan mengesampingkan perasaan mereka. Anak-anak diajarkan untuk mengendalikan diri dan emosi mereka agar tidak mengganggu ketenangan keluarga.

Contohnya, tokoh Sae tidak berhasil mengatasi traumanya karena tidak ada penanganan yang serius setelah kejadian itu. Ibunya memilih diam dan tidak membahas trauma yang dialami Sae, sehingga Sae tidak mendapatkan penanganan yang optimal. Akibatnya, Sae mengalami masalah perkembangan fisik, seperti tubuh yang tidak bertambah tinggi dan tidak menstruasi sampai menikah.

Alice Miller, seorang psikolog, psikoanalis, dan filsuf Yahudi berkata :

Kita tidak tahu, bagaimana dunia suatu saat nanti jika anak-anak dibesarkan dengan baik, jika orang tua mau memperlakukan anaknya dengan serius dan rasa hormat sebagai manusia.

Seperti Miller, Kanae yakin bahwa kejadian yang menimpa Sae tidak akan terjadi jika ibunya bisa menanggapi traumanya dengan serius.

Berbeda dengan Sae, Maki sebagai anak tertua dididik dengan disiplin dan tanggung jawab. Namun, saat menghadapi tragedi, Maki justru menunjukkan sikap yang berlawanan.

Maki ketakutan dan lari pulang saat tragedi terjadi, tetapi dia dimarahi dan dipukul oleh ibunya karena dianggap memalukan. Kanae ingin mengubah pola ini dengan menampilkan contoh kasus yang dihadapi Maki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun