Menurut Thomas F. Johnston dalam tulisannya Datura fastuosa: Its Use in Tsonga Girls' Initiation (1972), perempuan Tsonga menggunakan kecubung untuk memperdalam pengalaman spiritual mereka. Mereka melaporkan melihat atau mendengar suara dewa kesuburan dan mengalami halusinasi seperti pola warna hijau kebiruan, yang mereka sebut sebagai Perjalanan dalam Roh.
Di Asia, peradaban India mengenal tanaman kecubung dengan nama Dhatra. Istilah ini kemudian digunakan untuk merujuk kepada genus tanaman ini.
Dalam cerita Hindu, disebutkan bahwa Dewa Siwa pernah mabuk setelah mengonsumsi kecubung saat peristiwa Samudramantana, ketika susu kosmik diaduk. Meskipun tanaman ini beracun, hanya Siwa yang dapat menanggulangi efeknya. Akibatnya, leher Siwa menjadi biru selamanya sebagai hasil dari kejadian tersebut.
Mengapa Kecubung Menyebabkan Halusinasi?
Kecubung memang memiliki sifat penyembuhan yang kuat. Namun, sayangnya, jika dikonsumsi berlebihan, terutama bagian buahnya, bisa sangat berbahaya bagi kesehatan dan keseimbangan mental. Tanaman ini mengandung zat, seperti skopolamin, atropin, dan hiosiamina yang memiliki efek penyembuhan tetapi juga bersifat memabukkan.
Skopolamin menyebabkan halusinasi, tetapi dalam kecubung, zat ini juga dapat membantu mengurangi mabuk perjalanan seperti mual dan muntah. Efek sampingnya meliputi kantuk, penglihatan kabur, kebingungan, mulut kering, ruam, dan kesulitan buang air kecil.
Selain itu, tanpa pengawasan yang baik, skopolamin dapat menyebabkan halusinasi dan masalah kesehatan serius, seperti denyut nadi cepat, sakit mata, dan pusing. Ini dapat menjadi berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.
Skopolamin dalam bentuk tempelan resep digunakan untuk membantu meredakan mabuk perjalanan. Efek sampingnya serupa dengan atropin dan hyoscyamine, termasuk kantuk, penglihatan kabur, dan kebingungan.
Atropin digunakan sebagai obat untuk mengurangi sekresi berlebihan seperti lendir dan liur, serta untuk mengobati kejang pada usus dan kandung kemih. Bahkan, racun dari tanaman ini juga memiliki manfaat dalam pengobatan Parkinson dan gangguan jantung.
Namun, zat ini dapat menyebabkan efek samping, seperti sakit kepala, pusing, penglihatan kabur, pupil melebar, mual, sembelit, perut kembung, dan kesulitan buang air kecil. Pada kasus tertentu, penggunaan kecubung dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur atau cepat, ruam kulit, kemerahan, dan sakit mata.
Seperti atropin, hiosiamina dalam kecubung dapat membantu meredakan gangguan pencernaan dengan mengurangi gerakan lambung dan usus serta produksi asam lambung. Selain itu, zat ini juga dapat mengurangi gejala pilek kronis dan menghentikan keluarnya air liur berlebihan.