Mohon tunggu...
Puspita Yulianto
Puspita Yulianto Mohon Tunggu... -

saya adalah mahasiswa PLANOLOGI ITS, dan saya BANGGA :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tanggap terhadap Kebijakan Publik melalui Teknik Evaluasi Delphi

13 Juni 2013   12:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:05 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dewasa ini, masyarakat semakin kritis terhadap kebijakan publik yang dibuat oleh pemerintah. Pertanyaan yang dilontarkan masyarakat selalu sama, yaitu apa pertimbangan pemerintah dalam mengambil keputusan dan apakah pemerintah tidak melihat program-program yang dijalankan sudah efektif untuk masyarakat yang dikenai program. Pada kenyataannya, para akademisi lah yang mengetahui secara dalam apa yang telah dilakukan pemerintah. Dari hal itulah pada tulisan kali ini penulis mencoba menjelaskan kepada pembaca secara awam untuk tanggap terhadap kebijakan melalui teknik evaluasi pembangunan. Hal tersebut yang dilakukan akademisi untuk dapat menilai keefektivan kebijakan pemerintah.

Teknik evaluasi yang diperkenalkan adalah teknik yang telah lazim digunakan dalam dunia perencanaan, yaitu metode Delphi. Metode Delphi sendiri sudah dikenal mulai dari peradaban lama yang dikembangkan untuk meramalkan dampak teknologi pada perang. Teknik Delphi kemudian dikembangkan oleh Dalkey dan Helmer di Rand Coorporation tahun 1950an yang dirancang sebagai komunikasi kelompok yang bertujuan membahas secara rinci terhasap isu spesifik yang bertujuan untukpenetapan tujuan, kebijakan, atau memprediksi terjadinya peristiwa dimasa depan. Dimana survei umum hanya menjawab “What is” sedangkan Delphi berupaya menjawab “What could/should be”

Menurut Delbech, van de Ven  dan Gustafson tenik Delphi bertujuan untuk:


  1. Untuk menentukan atau mengembangkan berbagai alternatif program yang memungkinkan.
  2. Untuk menjelajahi dan mengekspos asumsi atau informasi yang mengarah pada penilaian yang berbeda.
  3. Untuk mencari informasi yang dapat menghasilkan konsensus sebagai bagian dari kelompok responden.
  4. Untuk menghubungkan penilaian informasi pada topik yang mencakup berbagai disiplin ilmu.
  5. Untuk mendidik kelompok responden mengenai aspek yang beragam dan saling terkait dari topik.

Jadi, ciri khas teknik Delphi ini adalah melibatkan responden atau para “ahli” atau “pakar” di bidangnya untuk dapat melihat persoalan yang sedang terjadi. Istilah “pakar” bukan berarti selalu akademisi, akan tetapi berasal dari pihak pemerintah, masyarakat, maupun swasta, atau seluruh pihak yang terkena impact kebijakan. Oleh karena itu, sebelum melakukan evaluasi menggunakan teknik Delphi, terlebih dahulu dilakukan analisis Stakeholder untuk menentukan siapa saja yang paling berpengaruh dan paling berkepentingan terhadap program yang ingin dievaluasi.

Salah satu contoh program kebijakan yang dapat dievaluasi dengan teknik evaluasi Delphi ini adalah PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) Mandiri Perkotaan yang dilaksanakan di berbagai kota di Indonesia. Secara umum dalam teknik evaluasi kebijakan pembangunan, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan valuatif menurut William N Dunn (2003), yang lebih menekankan pada penentuan bobot atau nilai beberapa kebijakan yang diwujudkan dalam program.Metodologi yang digunakan adalah deskriptif yang lebih diarahkan pada kasus pemahaman masalah. Analisis kebijakan program PNPM Mandiri Perkotaan ini merupakan pembuatan dan pentransformasian informasi sesudah aksi kebijakan dilakukan sehingga dikategorikan sebagai analisis kebijakan retrospektif.

Menurut waktunya, metode ini dapat dikategorikan menjadi evaluasi ex-post atau evaluasi setelah pelaksanaan kebijakan berakhir dengan tujuan untuk mengetahui apakah pencapaian (keluaran, hasil, dampak) program mampu mengatasi masalah pembangunan yang ingin dipecahkan. Evaluasi ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi, efektivitas, dan kemanfaatan dari suatu program. Pendekatan metode Delphi ini menurut Dunn (2003) dapat dilakukan secara formal (Formal Evaluation) karena menggunakan undang-undang, dokumen-dokumen program, dan wawancara dengan pembuat kebijakan dan administrator untuk mengidentifikasikan, mendefinisikan dan menspesifikan  tujuan dan target kebijakan.

Kelebihan dari metode Delphi adalah mengabaikan nama dan mencegah pengaruh yang besar satu anggota terhadap anggota lainnya sehingga tercapai objektivitas; masing-masing responden memiliki waktu yang cukup untuk mempertimbangkan masing-masing bagian dan jika perlu melihat informasi yang diperlukan untuk mengisi kuisioner; perhatian langsung pada masalah; dan menghasilkan catatan dokumen yang tepat, sedangkan kelemahan dari metode ini adalah lambat dan menghabiskan banyak waktu; responden dapat salah mengerti terhadap kuisioner; serta tidak terdapat proses konfrontasi untuk mempertahankan argumen masing-masing.

Dengan adanya pengetahuan sekilas mengenai teknik evaluasi pembangunan melalui metode Delphi, diharapkan masyarakat dapat mengerti bagaimana para pembuat kebijakan mempertanggungjawabkan program-program yang telah dibuat dan telah melalui studi empirik yang melibatkan semua pihak yang berdampak langsung terhadap kebijakan yang telah dibuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun