Mohon tunggu...
Puspita Setyaningrum
Puspita Setyaningrum Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang guru. Bagi saya mengajar itu belajar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antarmateri Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional

28 November 2022   09:19 Diperbarui: 28 November 2022   09:27 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

oleh Puspita Setyaningrum

CGP Angkatan 6 Kota Tegal

SMA Negeri 2 Tegal

Tujuan pembelajaran dalam koneksi antarmateri modul 2.2 yaitu CGP mampu merefleksikan pengetahuan sebelum, selama, dan sesudah mempelajari materi pembelajaran sosial dan emosional.

Pembelajaran sosial dan emosional merupakan implementasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap mengenai aspek sosial dan emosional agar murid dapat berperilaku positif dan memiliki toleransi terhadap dirinya sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar. PSE ini dapat dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah yang meliputi sekolah (murid, pendidik, dan tenaga kependidikan), orang tua, dan masyarakat. Proses kolaborasi ini memungkinkan seluruh komunitas sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional agar dapat memahami, menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran diri), menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri), merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial), membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi), membuat keputusan yang bertanggung jawab (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab).

Sebagai pemimpin pembelajaran, seorang guru harus memiliki kompetensi sosial dan emosional yang baik. Selain itu, guru juga harus mampu menumbuhkan motivasi murid untuk merancang pengalaman belajar yang bermakna. Pengalaman yang dapat mengeksplorasi dan mengaktualisasikan seluruh potensi dalam dirinya setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pengalaman ini tidak hanya yang berkaitan dengan pencapaian akademik saja, namun juga berkaitan dengan sosial dan emosionalnya. Dengan kata lain, guru yang memiliki kompetensi sosial dan emosional yang baik lebih efektif dan cenderung lebih resilien/tangguh dan merasa nyaman di kelas karena mereka dapat bekerja lebih baik dengan murid.

Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa pembelajaran sosial dan emosional hanya diajarkan oleh guru khusus yaitu guru bimbingan konseling saja sehingga saya kurang mengimplementasikan dalam pembelajaran. Selama proses mempelajari modul ini, banyak pengetahuan dan keterampilan baru yang saya peroleh. Setelah mempelajari modul ini, ternyata pembelajaran sosial dan emosional dapat diintegrasikan dalam pembelajaran di kelas dan di sekolah. Ada empat indikator penerapan PSE di kelas dan sekolah yaitu pengajaran eksplisit (kokurikuler dan ekstrakurikuler), integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, serta penguatan KSE pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah.

Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being), 3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari adalah tentang kerangka sistematis dan kolaboratif pembelajaran kompetensi sosial dan emosional CASEL, 5 kompetensi sosial dan emosional, dan kesadaran penuh (mindfulness).

Kerangka pembelajaran sosial emosional kolaboratif seluruh komunitas sekolah CASEL terdiri dari (1) ketepatan dalam penciptaan lingkungan belajar untuk meningkatkan pembelajaran akademik, sosial, dan emosional semua murid. (2) Terciptanya relasi antara sekolah-keluarga-komunitas yang saling mempercayai dan berkolaborasi. (3) Kurikulum dan pembelajaran yang bermakna dan evaluasi secara berkala.

Lima kompetensi sosial dan emosional (KSE) meliputi, (1) kesadaran diri yaitu kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan. (2) Manajemen Diri: kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi. (3) Kesadaran Sosial: kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, dan konteks yang berbeda-beda. (4) Keterampilan Berelasi: kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang sehat dan suportif. (5) Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab: kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangkan standar-standar etis dan rasa aman, dan untuk mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologis (well-being) diri sendiri, masyarakat, dan kelompok.

Kesadaran penuh (mindfulness) merupakan pengarahan perhatian secara sepenuhnya pada kegiatan yang sedang dilakukan yang dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan. Praktik kesadaran penuh (mindfulness) dapat membantu kita dalam menyikapi, memproses, dan merespon permasalahan yang dihadapi untuk fokus pada situasi saat ini, bukan pada kekhawatiran akan masa yang akan datang ataupun penyesalan akan masa yang telah berlalu. Salah satu cara untuk menerapkan kesadaran penuh dengan teknik STOP (stop, take a bread, observe, proceed). Tentunya, praktik kesadaran penuh ini dapat dijadikan sebagai dasar penguatan lima kompetensi sosial dan emosional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun