Modul Budaya Positif berfokus pada pengembangan lingkungan belajar yang mendukung disiplin positif dan nilai kebajikan universal yang diterapkan di berbagai institusi. Disiplin positif adalah pendekatan yang mengutamakan pembelajaran dari kesalahan dan memperkuat perilaku positif melalui dukungan dan pengertian, bukan dengan hukuman yang keras. Enam institusi yang menerapkan nilai kebajikan universal ini adalah sekolah, keluarga, komunitas, lembaga keagamaan, pemerintah, dan media. Nilai-nilai ini mencakup kejujuran, tanggung jawab, saling menghormati, keadilan, kasih sayang, dan keberanian moral.
Dalam konteks teori motivasi, penting untuk memahami perbedaan antara hukuman dan konsekuensi. Hukuman sering kali menimbulkan ketakutan dan rasa sakit tanpa memberikan kesempatan untuk belajar atau memperbaiki diri. Sementara itu, konsekuensi lebih berkaitan dengan hasil alami dari tindakan seseorang dan dapat memberikan pelajaran yang konstruktif. Restitusi adalah konsep lain yang penting, di mana pelaku kesalahan diberi kesempatan untuk memperbaiki atau mengganti kerugian yang ditimbulkan, sehingga mereka dapat belajar dari kesalahan mereka dan memperbaiki hubungan sosial yang terganggu.
Calon Guru Penggerak harus memahami peran penting motivasi dalam pembelajaran dan pengelolaan kelas. Mereka diharapkan mampu membedakan antara hukuman yang cenderung merusak motivasi intrinsik siswa dan konsekuensi yang lebih mendidik. Refleksi mengenai tindakan dan sikap calon guru terkait hukuman perlu dilakukan untuk memastikan bahwa mereka mengedepankan pendekatan yang lebih manusiawi dan mendukung perkembangan karakter siswa.
Keyakinan kelas merupakan serangkaian nilai dan norma yang disepakati bersama oleh seluruh anggota kelas untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Nilai kebajikan yang dituju dari peraturan kelas antara lain adalah tanggung jawab, saling menghormati, keadilan, dan integritas. Refleksi dalam kegiatan untuk membuat keyakinan kelas melibatkan partisipasi aktif dari siswa, sehingga mereka merasa memiliki dan bertanggung jawab atas peraturan yang dibuat bersama. Ini juga memperkuat rasa komunitas dan saling pengertian di antara siswa dan guru.
Dengan demikian, modul ini mengajak para calon Guru Penggerak untuk menciptakan budaya positif yang mendukung pembelajaran dan perkembangan karakter siswa melalui penerapan disiplin positif, pemahaman mendalam mengenai motivasi, serta penerapan nilai-nilai kebajikan universal dalam pengelolaan kelas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H