Mohon tunggu...
puspita palupi
puspita palupi Mohon Tunggu... -

suka menulis tetapi belum pernah menyelasaikan tulisan yang sudah dibuat -.- udah keburu kehabisan ide!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisahku Bersama Sakura

23 September 2012   15:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:51 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Synopsis:

Apa aku salah bila ku membenci hidupku sendiri?

Apa aku salah bila aku muak dengan cerita non-fiksi yang tercipta?

Apa aku salah bila aku terus menerus membuat ulah dalam hidupku?

Membuatku nyaman atau malahan kesal sepanjang waktu.

Itu bukan salah ku, ini salah kalian yang membuatku berada dalam posisi ini. salah kalian yang membuatku mearasakan semua ini

Aku benci dengan dunia ini.

Arggh.....

Hembusan angin yang lembut mendarat sempurna di kulitku. Membuatku merasakan kebahagian yang tak mampu terucap. Aku mampu menghirup udara yang tercipta di dunia, aku mampu merasakan kasih sayang alam yang tiada tara. Sedikit aneh memang, saat aku mulai beranjak, aku sakit dan aku jatuh, tapi saat aku beranjak dalam kesendirian, aku merasakan kesepian. Beranjak menuju tingkat yang lebih tinggi dalam kehidupan ini. kedewasaan dan menemukan jati diri.

Aku sering mendengar bahwa orang-orang sering mengucapkan ‘jati diri’. Temukan jati diri mu, lihat jati dirimu atau sebagainya. Tapi sejujurnya, aku sendri tidak mengetahui makna yang terkandung dalam dua kata itu. Membentuk prasa yang tak bisa ku cari artinya dalam arti keseluruhan.

Aku tahu, suatu saat bintang yang bergandengan tangan itu akan terlepas dan membentuk kepingan-kepingan kecil. Dan ku rasa itu sedang terjadi padaku. Ikatan genggaman yang tercipta sedang melemah dan diriku pun mulai melemah dalam melihat arti keindahan dunia, yang slalu dikatakan orang-orang dunialisme.

Jalan Nagasaki Street sepi, hanya beberapa orang yang berjalan dan melihat-lihat toko-toko souvenir kecil di kanan kiri jalan. Trotoar yang sedang ku pijak ini terasa bergetar hebat, membuat jantungku meletup dan ingin melarikan diri. Apakah ini gempa?

Pohon-pohon sakura yang masih mekar membentuk melodi, melodi yang tercipta karena getaran kecil. Bunga yang berwarna kepink-pink an itu berguguran, menyejukkan hatiku yang sedang gundah. Guncangan semakin lama semakin besar dan berhenti dengan cepat.

Orang-orang yang ku lihat hanya tengan-tenang saja. Tidak mempedulikan getaran kecil yang terjadi. Getaran yang membawaku ke masa silam. Masa sulitku saat aku menjadi sesosok yang sanagt egois dan pemarah. Masa saat aku harus memilih di antara pilihan terbik yang ku ingini.

^^^

Pagi ini koridor sekolah sepi, lengang dan hening. Aku bergegas menuju kelas yang tidak begitu yang cantik, tapi cukup untuk membuatku bertahan di sana. Bangku-bangku yang masih berantakan tidak membuat hatiku yang sedang sumringah ini buruk. Dengan senyum aku mampu merapikan semuanya,hanya sendirian.

Pagi ini adalah pagi ke 315 hari aku berada di tempat ini. hampir 1 tahun, tapi aku bersikukuh dalam diriku bahwa aku tidak pernah ada dan tidak pernah menginjakkan kaki di tempat ini. satu hal yang harus kalian ketahui, aku mampu menyembunyikan perasaan ku yang sesungguhnya. Aku mampu menyembunyikan kesedihanku, amarahku atau kebencianku. Kesakitanku pun tak banyak yang mengetahui. Orang-orang di sekelilingku beranggapan bahwa aku orang ‘easy going. Kata mereka sih aku orangnya biasa -biasa saja, terlihat seperti orang yang tidak mempunyai masalah. Tapi satu hal yang paling ku benci dari mereka, mereka memiliki anggapan yang sangat salah tentang diriku. Aku membenci tempat ini, aku muak berada di tempat ini.

“ Zla, udah lama?”

“ Eh Kinar, nggak kok, barusan aja” sahutku cepat sambil tersenyum.

“ kamu bahagia banget hari ini” jawabnya. Membuat semua perhatianku teralihkan. Bahagia? Bahagia apanya. Aku tersiksa dan aku muak.

“ bahagia?”

“ iya, bahagia banget. Wajah kamu itu, senyum mulu dari tadi” jawab kinar cepat.

“ senyum bukan berarti bahagia kan? Jangan langsung artiin gitu deh” kesalku dan beranjak meninggalkan kelas. Kinar segera menyusulku dan masih saja mengajkakku berbicara. Gomen ne, aku udah terlalu badmood untuk hari ini. makanya jangan mulai hari orang itu dengan kata ‘kamu bahagia ya’. Apalagi untukku, bisa musnah kamu kinar kalo aku emosi.

^^^

Percikan kisah masa lalu yang sempat membawaku hanyut berhenti. Aku kembali lagi ke duniaku yang sesungguhnya. Duniaku dan ambisiku.

Orang-orang bermata sipit yang menjadi cirri khas mereka bergerak cepat, tidak ingin menyia-nyiakan waktu yang tercipta. Aku berjalan perlahan, gempa yang mengguncang kawasan Nagasaki hanya seperti angin lalu di mata mereka, pikirku. Aku juga berusaha tenang, menenangkan diriku sendiri.

Memang pada dasarnya aku seorang yang banyak melamun, terbang ke alam khayalan ku. Aku masih tidak menyangka. Aku seorang yang cenegn dan plin-plan dapat mengejar cita-citaku di sini. Cita-cita yang dulunya dianggap remeh oleh orang-orang di sekelilingku. Aku berhasil menyambung kuliahku dengan bantuan pemerintah di Negara ini. Negara yang dulunya selalu ada dalam setiap khayalanku. Dulu aku ingin mencium aroma sakura yang berguguran, menghirupnya dalam agar merasuk ke dalam paru-paruku. Dan kini semuanya ada di depn mataku. Aku dapat merasakannya, kebahagian ini sungguh tak terhingga. Aku bisa tersenyum meskipun perasaanku tak menentu. Sakura ini membawa begitu banyak perubahan yang berdampak positif bagiku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun