Di tengah kegelisahan dan keprihatinan yang melanda masyarakat Kalijaga, Kabupaten Cirebon, terkait anak-anak putus sekolah dan jalanan yang sering terpinggirkan, Komunitas PUSAKA (Perkumpulan Seni Anak Kalijaga) hadir sebagai sinar harapan. Mereka tidak hanya menyaksikan, tetapi juga bergerak bersama untuk mengatasi permasalahan ini dengan memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mengembangkan keterampilan seni.
Anak-anak yang terjebak dalam lingkaran putus sekolah sering kali kehilangan arah dan semangat belajar mereka, sementara anak jalanan yang belum memiliki pekerjaan cenderung terombang-ambing di jalanan, terpengaruh oleh gaya hidup yang merugikan. Dalam konteks ini, Komunitas PUSAKA berusaha keras untuk mengubah paradigma ini dan memberikan peluang bagi anak-anak tersebut.
Tim kolaborasi dosen dan mahasiswa dari Institut Prima Bangsa Cirebon merasa terpanggil untuk turut serta dalam mengatasi persoalan ini, menggunakan program hibah PKM dari Bima Kemendikbud sebagai landasan. Dwi Nopiyadi, selaku ketua pengusul hibah, telah menyusun rencana yang matang untuk memberikan pelatihan seni kriya tekstil ecoprint kepada anak-anak, dengan harapan dapat membuka pintu kesempatan baru bagi mereka.
Ecoprint dipilih sebagai media pembelajaran karena kekayaan alam pesisir Kalijaga yang kaya akan tumbuhan mangrove. Daun mangrove dipilih sebagai bahan utama untuk pewarna alami, menciptakan karya seni yang unik dan ramah lingkungan. Langkah ini diharapkan tidak hanya mengasah keterampilan seni anak-anak, tetapi juga membuka peluang kerja di masa depan.
Program ini bukan hanya sekadar pelatihan, tetapi juga merupakan jembatan bagi anak jalanan dan putus sekolah untuk mengeksplorasi kreativitas mereka. Dengan memberikan mereka keterampilan baru, diharapkan mereka dapat menemukan potensi diri yang sebenarnya dan meraih masa depan yang lebih baik.
Teknik ecoprint yang saat ini diterapkan baru sebatas teknik pounding dengan menggunakan kaos sebagai media. Rencananya, akan ada tahap selanjutnya yang melibatkan teknik steam dengan kain sebagai bahan utama, yang akan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang matang. Respons positif dan semangat tinggi dari anak-anak menjadi pendorong bagi tim pengusul dan Komunitas PUSAKA untuk terus melanjutkan program ini dengan penuh semangat.
"Aku seneng banget sama program ini, ecoprint yang kita pelajari itu seru banget, meskipun baru yang namanya pounding-pounding gitu aja. Tapi kan kita jadi bisa ekspresiin kreativitas lewat bikin karya seni tekstil." ucap salah satu anak yang putus sekolah. "Aku udah nggak sabar nungguin lanjutan ecoprint ini yang pakai teknik lain! Aku yakin bakal tambah seru lagi dan kita bisa belajar banyak buat bikin karya-karya yang makin keren!" respon baik dari salah satu anak jalanan.
Selain itu, salah satu anggota komunitas PUSAKA juga memaparkan "Dukungan dan semangat yang kami terima dari tim pengusul sungguh menjadi pendorong bagi kami. Mereka telah memberikan keyakinan bahwa kami mampu meraih kesuksesan dalam ranah seni kriya tekstil ini. Kami berharap program ini tidak hanya akan melatih kami dalam keterampilan seni, tetapi juga akan membuka peluang bagi kami dan rekan-rekan lainnya untuk berekspresi dan meningkatkan kualitas hidup di masa depan. Semoga semangat ini terus terjaga dan memberikan dampak positif yang luas bagi semua yang terlibat."
Kesuksesan program ini diharapkan akan membuka pintu bagi anak-anak untuk mengekspresikan diri mereka melalui seni kriya tekstil. Produk ecoprint yang dihasilkan dan dinilai memiliki nilai estetika yang tinggi akan dijual melalui Komunitas PUSAKA, tidak hanya sebagai upaya pemasaran, tetapi juga untuk memperluas dampak positif program ini kepada masyarakat lebih luas. Dengan cara ini, diharapkan program ini dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi anak jalanan dan putus sekolah di Kalijaga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H