Takkan pernah kulupa sosok ayahku yang sangat aku sayang dan aku cintai. Aku rindu akan tatapan dan pelukanya yang begitu hangat. Aku juga rindu dengan nasehatnya yang tak henti-hentinya menyadarkanku dan membimbingku. Kini aku sangat rindu dan sangat ingin bertemu dengannya. Hanya kata-kata yang dapat aku ucapkan namun tak dapat ku melihatnya. semua karna jarak dan waktu yang memisahkan kami berdua. Kini aku berumur 18th, dan sudah waktunya aku melanjutkan kuliah di Universitas yang aku inginkan. Aku diterima di Universitas yang letaknya sangat jauh dari rumahku. Sehingga aku jauh dari keluarga termasuk ayahku. Saat ada waktu senggang, aku sesekali pulang kerumah untuk melepas rinduku pada keluargaku terutama ayah. Meski terkadang aku tidak bisa pulang, namun aku menyempatkan waktu untuk menelponnya. Tak hanya ayah, namun aku juga sayang dan rindu kepada ibuku. Namun, entah kenapa ikatan batinku sangat erat sekali dengan ayahku. Suatu hari, saat aku mengantar temanku kerumah sakit aku melihat seorang anak kecil berjalan dengan ayahnya. Saat itu juga aku teringat dengan ayahku, aku teringat saat-saat ayahku dengan sabarnya mengajarkanku tentang sesuatu yang tidak aku mengerti, aku juga teringat dengan pengorbananya yang selalu memberikan sesuatu terbaik untukku.  Sangat banyak perjuangan yang beliau lakukan untukku.  Aku berharap kelak aku dapat membahagiakannya dan membuatnya bangga denganku. Ialah laki-laki pertama yang aku kagumi sepanjang hidupku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H