Mohon tunggu...
Ita Friedrich
Ita Friedrich Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Istri dan Ibu dari 2 anak laki2 yang cakep. Baik hati dan tidak sombong ( haaaalaaah), suka bercanda, suka main petak umpet... Berusaha menolong sebisa mungkin...tapi kalau tidak bisa yaaa mau bagaimana lagi.... Suka jahil tapi suka menyesali kejailannya.... dan sayang banget ma rakyat jelata, suka makanan tradisional, jajan pasar, dan kopi pahit...suka keluyurun di tempat kumuh.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ternyata Masih Ada

6 Mei 2016   12:52 Diperbarui: 6 Mei 2016   13:02 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penat menyergap gelisah jiwa
Pada sebuah kisah hening tiada nafas asmara
Hampa menghimpit sunyi menggigit rasa
Dan rindupun tenggelam bersama hayalan selalu bersama
--
Ku berjalan sendiri menyusuri langkah tak pasti
Duri menusuk hingga lukai diri
Namun semua itu tiada kurasa lagi
Hingga di persimpangan jalan itu ku harus berhenti
Remah-remah cinta ternyata ada di sini
--
Secawan anggur cinta kureguk perlahan
Ku bertanya masihkan ada asa tuk menggapai hatimu
Aroma haru menari gemulai di pelupuk mataku
Ku kan retaskan benang angkuhnya diri dalam hening nan syahdu
--
Leonberg, 06.05.2016
By Ita Friedrich

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun