Mohon tunggu...
Ita Friedrich
Ita Friedrich Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Istri dan Ibu dari 2 anak laki2 yang cakep. Baik hati dan tidak sombong ( haaaalaaah), suka bercanda, suka main petak umpet... Berusaha menolong sebisa mungkin...tapi kalau tidak bisa yaaa mau bagaimana lagi.... Suka jahil tapi suka menyesali kejailannya.... dan sayang banget ma rakyat jelata, suka makanan tradisional, jajan pasar, dan kopi pahit...suka keluyurun di tempat kumuh.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kasih Setia

22 Januari 2014   04:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:36 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sepi itu serasa mengendap
Seperti sebuah rasa terdekap
Dalam pelukan senja yang mengungkap
Hanya selimut rindu mampu membekap
Sebuah asa meliuk seolah hendak menguap
--
Jendela hati ini perlahan tersibak malu
Walau terasa ada sedikit ragu
Selalu membayangi setiap langkahku
Tuk menitipkan asmaraku ini padamu
Namun kucoba enyahkan gulana ini yang selalu mengikutiku
--
Dentang irama temaram hantarkan pada indahnya mimpi
Saat malam berkencan dengan desir sang bayu yang membelai
Penuh hembusan cinta yang tiada pernah lekang dari hati
Sebuah kasih setia yang kau miliki
Yang ingin ku memeluknya hingga akhir nanti
--
Leonberg, 22.01.2014
By Ita Friedrich

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun