Mohon tunggu...
Ita Friedrich
Ita Friedrich Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Istri dan Ibu dari 2 anak laki2 yang cakep. Baik hati dan tidak sombong ( haaaalaaah), suka bercanda, suka main petak umpet... Berusaha menolong sebisa mungkin...tapi kalau tidak bisa yaaa mau bagaimana lagi.... Suka jahil tapi suka menyesali kejailannya.... dan sayang banget ma rakyat jelata, suka makanan tradisional, jajan pasar, dan kopi pahit...suka keluyurun di tempat kumuh.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mencumbumu

20 Mei 2016   09:16 Diperbarui: 20 Mei 2016   09:25 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senja yang jingga lambaikan syahdunya
Pada sebuah rembulan dalam dekapan awan
Terengah menahan rasa nan membara
Saat terbuai desah hangat membelai di peraduan cinta
--
Dua hati menyatu lepaskan semua penat rindu
Mengulum resah hembuskan haru
Bermanja tuntaskan rasa memburu
Arungi gejolak setiap asa tuk mencumbu
--
Malam ini ku kan hempaskan ragu di sudut sunyi
Walau sesak mendera gelisah hati
Namun ku tiada mau larut dari semua ini
Biarlah temaram ini menjadi milik kita sendiri
Dan kita tenggelam di muara kasih hingga terlelap dalam mimpi
--
Leonberg, 20.05.2016
By Ita Friedrich

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun