Mohon tunggu...
Ita Friedrich
Ita Friedrich Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Istri dan Ibu dari 2 anak laki2 yang cakep. Baik hati dan tidak sombong ( haaaalaaah), suka bercanda, suka main petak umpet... Berusaha menolong sebisa mungkin...tapi kalau tidak bisa yaaa mau bagaimana lagi.... Suka jahil tapi suka menyesali kejailannya.... dan sayang banget ma rakyat jelata, suka makanan tradisional, jajan pasar, dan kopi pahit...suka keluyurun di tempat kumuh.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dentang Rindu

31 Mei 2014   10:13 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:54 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senja di ujung gelisah
Menatap jingga dalam resah
Denting gemulai irama malam datang mendesah
Dengan wajah malu merona
Mengajak berdansa di redup temaram rasa
--
Dawai rindu ini menemaniku dalam sendu
Mampukah ku bertahan tuk tetap setia menantimu
Seribu purnama tlah kulalui dengan sendu
Selimut gulana selalu menemani tidurku
Hingga tiada terasa benang halus mulai menghiasi pipiku
--
Di antara warna-warni hidup ku rasakan sunyi
Ingin menggapai semua asa di ujung nadi
Dan kan ku remas segala harap bila terengkuh nanti
Namun dilema yang kau mainkan terlalu indah bahkan kurasakan kian mengusik nurani
--
Leonberg, 31.05.2014
By Ita Friedrich

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun