Mohon tunggu...
Puspita Dwi Nofiana
Puspita Dwi Nofiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meneladani Sahabat Nabi untuk Meningkatkan Pendidikan Karakter

1 Desember 2022   22:51 Diperbarui: 1 Desember 2022   23:26 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Marilah kita mengingat pada 1500 tahun yang lalu, dimana para pemudanya  memiliki karya yang luar biasa, memiliki peran baik dan berpengaruh dalam sendi kehidupan. Para pemuda tersebut memiliki karakter yang dilandasi dengan keimanan, salah satunya yaitu Ali Bin Abi Thalib, dia adalah anak muda yang sangat cerdas, dan memiliki prestasi diantaranya yaitu Memajukan Bidang Ilmu Bahasa, dalam bidang Bidang Pembangunan ali bin abi thalib membangun kota Kuffah secara khusus dan masih banyak lagi prestasi yang dimiliki oleh ali bin abi thalib. 

Pada usianya yang masih muda ali bin abi thalib sudah memiliki karakter yang sangat matang yaitu dari segi karakter relegius, ali bin abi thalib memiliki karakter yang keteguhana iman yang kuat dan semangat ibadahnya yang tinggo. Dari segi karakter sosial ali bin abi thalib memilik karakter yang bertanggung jawab seperti pada situasi saat wafatnya utsman bin affan pada saat itu timbul berbagai fitnah, namun ali bin abi thalib tetap bertanggung jawab pada masa kepemimpinannya, karakter sosial lainnya yaitu adil, ali bin abi thalin dalam menyelesaikan suatu masalah selalu bersikap adil. 

Lalu ali bin abi thalib mempunyai karakter yang toleransi, menghargai prestasi, serta cinta damai dan lain sebagainya. Pada karakter emosional ali bin abi thalib memiliki karakter yang pemberani, zuhud, rendah hati, cerdas dan masih banyak lagi.

Sangat berbeda bukan paada saat ini, yang mana para pemudanya justru mengalami penurunan karakter, seperti contohnya hasil riset dari KPAI di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) mengenai angka terjadinya tawuran. Jumlah tawuran pada tahun 2012 sudah mencapai 103 kasus dengan jumlah korban meninggal sebanyak 17 anak. Data terbaru tahun 2018, dilansir dari tempo.co (12/9/2018) KPAI menyebutkan bahwa kasus tawuran di Indonesia meningkat sebanyak 1,1 persen sepanjang 2018.

Komisioner Bidang Pendidikan KPAI Retno Ustiyanti mengatakan pada tahun 2017, angka kasus tawuran hanya sebanyak 12,9 persen, tetapi meningkat menjadi 14 persen pada tahun 2018. Kasus lainnya yaitu pada suatu lembaga pendidikan terdapat siswa pada sekolah swasta di Gresik yang berani menantang gurunya ketika diingatkan ika tidak boleh merokok. Pada kasus tersebut, seorang siswa memegang kerah gurunya sambil merokok dan melempar kata-kata yang tidak sopan.   

Sangat menyedihkan sekali bukan? Hal itu disebabkan karena rendahnya nilai-nilai karakter islam yang diterapkan. Maka sangat perlu pendidikan karakter. Sesuai dengan hadits nabi yang diriwayatkan oleh imam Bukhari-Muslim yang berbunyi

( )

Artinya : "Usamah bin Zaid ra. berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: Akan dihadapkan orang yang berilmu pada hari kiamat, lalu keluarlah semua isi perutnya, lalu ia berputar-putar dengannya, sebagaimana himar yang ber-putar-putar mengelilingi tempat tambatannya. Lalu penghuni neraka disuruh mengelilinginya seraya bertanya: Apakah yang menimpamu? Dia menjawab: Saya pernah menyuruh orang pada kebaikan, tetapi saya sendiri tidak mengerjakan-nya, dan saya mencegah orang dari kejahatan, tetapi saya sendiri yang mengerjakannya". (Muttafaq Alaih)[13]  

Dari hadits di atas sudah dapat kita ketahui bahwa pendidikan karakter sangatlah penting. Bahwa setiap orang harus mempunyai pendidikan karakter. Orang yang berilmu juga harus mmmengamalkan ilmu untuk kesejahteraan umatnya. Sama halnya dengan guru harus mengamalkan ilmu kepada peserta didik agar dapat meneladani sikap atau karakter yang telah diajarkan. Dalam hadits itu pula dijelaskan bahwa bai seorang guru atau mualig yang tidak mengamalkan ilmunya akan mendapatkan siksaan di neraka kelak. Di hadits di atas juga menjelaskan bahwa guru atau mubalig tidak boleh mencontohkan sikap-sikap tercela pada peserta didik. 

Pada haits di atas yang di riwayatkan oleh bukari muslim menjelaskan bahwa pendidikan karakter dapat di ambil atau diteladani memalui melihat orang lain di sekitar kita. Maka pda intinya pendidikan karakter sangatlah penting untuk diterapkan pada diri seseorang terutama peserta didik. Karena dengan tercapainya pendidikan karakter pada diri seseorang dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang ada.  

Sumber :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun