Merek tidak mengalami asam keringat dalam menggapai tujuan. Tak sedikit yang menghalalkan segala cara, dengan mengharamkan proses mencapai tujuan.
Dan kesabaran menuju 'kota' tujuan pun tak mereka miliki. Inginya bergegas menggapai 'kota', dan bejibun jumlahnya yanng menerabas, mencari jalan yang mudah dan murah.
Dan ketika mereka mabuk kemudah teknologi, mereka pun menyembah berhala kemodernan ini, sembari mentongsampahkan perjuan menggapai cita-cita.
Dan keterengahan pun mendarahdaging, hingga penjajahan sospolbudek (baca: soaial, politik, kebudayaan dan ekonomi) pun merajah-rajah wajah generasi es krim itu.
Akhirnya, kalau pemuda bukan hanya harapan pemudi, generasi muda hars mau dan mampu merasakan asam keringat dalam memproses dirinya mencapai cita-cita. Tanpa memahami proses, mereka akan sangat mudah mencair, seperti es krim.
Dan generasi muda yang tak mudah goyah oleh teknologi khayalan akan menyelamatkan negara dari keterjajahan yang lebih menyakitkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H