Mohon tunggu...
Puspa Sari Dewi
Puspa Sari Dewi Mohon Tunggu... Penulis - A lifelong learner

Author of Seni Memaknai Hidup & Novella Ranum Email : 1991saripuspa@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Mengenal Bahasa Singlish di Singapura

23 November 2021   15:40 Diperbarui: 23 November 2021   18:28 1847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertama kali menginjakkan kaki di negara tetangga kita ini, awalnya saya cukup tercengang, meskipun hanya bergumam dalam hati. Antara aneh, lucu, dan unik, karena telinga ini masih asing mendengarnya. Bagi kebanyakan warga Singapura, baik warga asli atau pendatang yang menjadi setengah warga negara Singapura, ini sudah menjadi hal yang lumrah dalam bercakap. Biasanya mereka akan berbicara lebih dari satu bahasa dalam beberapa kalimat.

Ada beberapa bahasa resmi yang digunakan di Singapura, seperti bahasa Inggris (23%), Mandarin (35%), Melayu (14%), Tamil (3%), Hokkien (11%), dan bahasa lainnya (25%). Bahasa lainnya di sini seperti bahasa Indonesia, Myanmar, dan Tagalog. Sebab, banyak warga Indonesia, Myanmar, dan Filipino yang tinggal menetap di Singapura. Namun, untuk sehari-hari masyarakat Singapura akan berbahasa Singlish, yaitu bahasa Inggris yang dicampur dengan kosakata Melayu, Mandarin, India, dan lainnya.

Jadi, bagi orang China, mereka sering berbicara dalam bahasa campur aduk antara Mandarin dan English dalam satu atau beberapa kalimat. Begitu pun dengan orang Melayu dan India, mereka sering berbicara dengan dua bahasa dalam kalimat-kalimat yang diucapkannya.

Hampir semua orang di Singapura dapat berbicara dalam lebih dari satu bahasa. Bahkan banyak yang mampu berbicara dalam tiga hingga empat bahasa. 

Sebagian besar anak-anak di Singapura dibesarkan dalam dua bahasa sejak kecil, yaitu bahasa Inggris yang menjadi bahasa nasional dan bahasa dari asal mereka (Mandarin, Melayu, Tamil, Hokkien, Indonesia, dan lain-lain). Mereka pun mempelajari bahasa lain saat tumbuh dewasa.

Dengan mayoritas populasi yang mampu membaca dan menulis dalam dua bahasa, bahasa Inggris dan Mandarin merupakan bahasa yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kalau di Indonesia, English adalah bahasa Indonesia yang menjadi bahasa nasional dan bahasa-bahasa lainnya ibarat bahasa daerah.

Bila di Indonesia, kebanyakan warga negara mampu berbicara dalam banyak bahasa daerah. Lain halnya di Singapura, kebanyakan dari orang Melayu dan India tidak mampu berbahasa Mandarin, Hokkien, atau Tamil. Namun, kebanyakan dari mereka justru mampu berbahasa Melayu, baik orang India atau China.

Begitu pun dengan warga negara Indonesia yang stay life atau stay work di sini, mereka pun tidak terlepas dari berbahasa Singlish. Orang-orang Indonesia yang berinteraksi dengan warga Singapura, mereka akan berbicara dalam bahasa Inggris. Namun, bila warga Singapura tersebut mampu berbahasa Indonesia, mereka pasti akan berbicara dalam bahasa campur aduk.

Hal ini pun yang saya lakukan. Memiliki beberapa teman asli warga Singapura yang mampu berbahasa Indonesia, cukup menyenangkan dan memudahkan saya dalam berinteraksi. 

Mengingat saya yang kurang fasih dalam bahasa Inggris. Baik berinteraksi langsung maupun hanya lewat pesan, saya atau pun dia pasti menggunakan bahasa Inggris dan Indonesia. Kecuali bila saya berinteraksi dengan teman warga Myanmar, Filipino, dan India, kami hanya berbicara dalam bahwa Inggris saja. Sebab, mereka sama sekali tidak bisa berbahasa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun