Oleh Syamsul Yakin (Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) dan Nurullaili Dyah Ayu Pusparati (Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Ilmu dakwah mempunyai delapan ciri yang bersifat empiris, sistematis, analitis, objektif, verifikatif, kritis, ilmiah, dan logis. Hal yang bersifat empiris apabila ilmu dakwah ini dihasilkan melalui proses penelitian perpustakaan maupun di luar lapangan. Juga, di dapatkan melalui sebuah pengamatan hingga menghasilkan sebuah konsep dan teori.
Dapat dikatakan sitematis apabila konsepnya terencana dengan metode berpikir yang ilmiah sehingga mudah dipahami oleh orang lain. Di dalam ilmu dakwah pokok dan bagian harus diuraikan secara tepat sehingga lebih komprehensif dan ini termasuk bagian ciri ilmu dakwah ynag disebut analitis.
Selanjutnya, dapat bersifat objektif yang artinya harus jelas dan terbebas dari purbasangka. Dakwah itu ilmunya harus berdasarkan dari sumber  fakta. Ilmu dakwah juga harus dapat dibuktikan. Yang artinya, teori nya harus berdasarkan secara fakta no fake dan dapat diuji kebenarannya berdasarkan fakta dan data yang ada hal ini bersifat verifikatif.
Ilmu dakwah juga harus bersifat kritis yang mana prosesnya harus melibatkan sebuah analisa dan evaluasi yang teliti. Bersifat logis yang mana harus sesuai dengan logika atau berpikir secara aktual dan benar-benar masuk akal                                                                                                                 Â
Dalam dakwah juga harus memenuhi kaidah ilmu pengetahuan yang maksudnya ilmu nya atau pengetahuannnya tersusun secara sistematis, objektif, rasional, dan empiris sebagai disiplinnya dalam berilmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H