Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahkan kita alami bahwasannya Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang selalu ada pada setiap jenjang pendidikan. Bahkan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran wajib bagi seluruh peserta didik di semua jenjang pendidikan formal. Berdasarkan hal tersebut artinya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peranan yang penting. Sejalan dengan itu, menurut Depdiknas (2006) dalam (Magdalena et al., 2020) bahwa Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dasar khususya memiliki arti penting untuk siswa pada pembentukan pribadi warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter, yang diamanatkan dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Sejalan dengan itu menurut Madiong (2018) Pendidikan Kewarganegaraan dapat diharapkan mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan NKRI. Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan khususnya di sekolah dasar menjadi landasan dalam membentuk karakter siswa agar dapat memahami hak dan kewajibannya sebagai warga negara, serta menanamkan nilai kebangsaan untuk mencintai NKRI.
Mengingat pentingnya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan khususnya di sekolah dasar, maka di perlukannya pendekatan pembelajaran inovatif yang digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dasar. Sejalan dengan itu, menurut ahli, peran guru memiliki dampak signifikan terhadap pendekatan dan metode pembelajaran yang digunakan (Lisnawati et al., 2023). Pendekatan ini bertujuan agar anak dapat memahami materi yang disampaikan guru dan meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dasar. Selain itu, pendekatan ini juga bertujuan agar anak tidak mudah bosan dalam belajar. Salah satu pendekatan pembelajaran yaitu metode pembelajaran inovatif. Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran haruslah memperhatikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Ada banyak sekali metode pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam mengajar, termasuk dalam mengajar Pendidikan Kewarganegaraan. Namun pada hal ini, metode pembelajaran yang akan dibahas adalah metode pembelajaran hasil penelitian yang berhasil meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan kajian pustaka yang telah dilakukan melalui website Google Scholar, terdapat tiga metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dapat dan juga berdasarkan hasil penelitiannya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ketiga metode pembelajaran tersebut yaitu metode pembelajaran demonstrasi, metode pembelajaran role playing atau bermain peran, dan metode pembelajaran discovery learning.
Metode pembelajaran demonstrasi dapat digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, seperti yang dikatakan oleh Syaiful Bahri (2006:90) dalam Rusniar (2018) bahwa metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dalam metode ini siswa dituntut untuk memperhatikan objek atau proses yang didemonstrasikan. Diharapkan melalui metode demonstrasi siswa dapat memiliki kemampuan mengamati, menggolongkan, menarik kesimpulan, menafsirkan, menerapkan, dan mengkomunikasikan. Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan metode demonstrasi dapat digunakan seperti dalam pembelajaran nilai-nilai pancasila, nilai-nilai kejujuran dan kedisiplinan, serta senang bekerja dalam kehidupan sehari-hari. Namun dalam penggunaan metode pembelajaran demonstrasi terdapat kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan metode demonstrasi menurut Abu Ahmadi (2005:62) dalam Rusniar (2018) antara lain yaitu perhatian murid dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal penting dapat diamati secara teliti, dapat membimbing siswa kearah berpikir yang sama dalam satu pikiran yang sama, menghabiskan waktu yang pendek, mengurangi kesalahan bila dibandingkan dengan membaca atau menerangkan, siswa mendapat gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya. Sedangkan kekurangan metode demonstrasi menurut Suryani (2015) dalam Khoiriyah, S., & Raiz, R. (2019) siswa terkadang sulit melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukan, dan sulit dimengerti apabila materi didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang sedang didemonstrasikan, metode demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang dan waktu yang panjang. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Rusniar (2018) adanya peningkatan motivasi belajar siswa dalam mempelajari materi Pendidikan Kewarganegaraan setelah guru meggunakan metode demonstrasi pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Metode role playing atau metode bermain peran atau metode simulasi dapat digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Kewargaegaraan, seperti menurut Hamdani (2011) Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan belajar melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Materi dalam PPKn yang dapat menggunakan metode role playing adalah proses pemilu dan pilkada. Adapun langkah yang dilakukan dalam penerapan metode role playing yaitu pertama-tama pemilihan masalah dari materi yang akan dibahas, pemilihan peran, membuat skenario sesuai dengan materi, menyiapkan pengamat, melaksanakan peran sesuai dengan skenario, diskusi dan evaluasi, lalu yang terakhir adalah mengambil kesimpulan berdasarkan peran yang telah di lakukan. Penggunaan metode role playing dalam pembelajaran terdapat kekurangan dan kelebihannya. Kelebihan metode role playing menurut Mansyur dalam Ruminiati (2007) adalah melatih siswa untuk memiliki kreatifitas dan inisiatif, melatih siswa untuk memahami sesuatu dan mencoba untuk melakukannya, memupuk siswa yang memiliki bakat seni dengan bermain peran, dan melatih kerja sama antar teman. Kekurangan metode role playing adalah jika kurangnya persiapan maka siswa tidak akan bersungguh-sungguh, metode role playing tidak akan berjalan jika suasana kelas tidak mendukung, siswa sering kesulitan dalam memainkan peran dengan baik, bermain peran memerlukan waktu yang banyak, membutuhkan kerjasama yang baik. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Rahim, A., & Dwiprabowo, R. (2020) adanya peningkatan hasil belajar pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan setelah penggunaan metode role play. Selain itu, aktivitas dan motivasi belajar peserta didik meningkat karena siswa merasa tertarik dalam menerapkan metode role playing pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Metode discovery learning dapat digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Metode discovery learning adalah metode mengajar yang terjadi, peserta didik tidak diberikan dengan pelajaran dalam bentuk akhirnya, tetapi diharapkan untuk mengorganisasikan sendiri akhirnya. Sejalan dengan itu, menurut (Abidin, 2013: 175) pada metode discovery learning dimana permasalahan yang dimunculkan direkayasa oleh guru, agar peserta didik dapat menganalissi dan mengambil kesimpulan akhir. Materi pada Pendidikan Kewarganegaraan yang dapat menggunakan metode discovery learning adalah pengamalan nilai-nilai pada Sumpah Pemuda. Penggunaan metode ini pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleha Sulfemi (2019) dianggap efektif dalam membelajaran materi tentang pengamalan nilai-nilai Sumpah Pemuda. Peserta didik dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan menggunaan metode ini. Dengan demikian, metode discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar, minat belajar, perhatian, dan motivasi siswa dalam memahami materi pelajaran serta dapat meningkatkan kemampuan komunikasi.
Masih banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Pada kali ini metode pembelajaran yang diambil yaitu metode demonstrasi yang memberikan dampak positif berupa peningkatan motivasi belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Yang kedua metode role playing memberikan dampak positif pada hasil belajar siswa serta meningkatnya motivasi belajar siswa. Lalu metode discovery learning memberikan dampak positif pada hasil belajar, minat belajar, dan motivasi belajar siswa. Dalam penggunaan metode pembelajaran, guru tetap harus selektif dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran yang akan dibahas, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif dan siswa mendapatkan pembelajaran yang bermakna.
Rujukan
Abidin, Yunus. (2013). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Refika Aditama. Bandung.
Hamdani, (2011). Strategi Belajar Mengajar.Bandung: CV Pustaka Setia.
Khoiriyah, S., & Raiz, R. (2019). Pengaruh Metode Demonstrasi Berbantu Patepin Terhadap Hasil Belajar Tema Indahnya Keragaman di Negeriku. Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran , 2 (1), 115-122.