Menghirup udara kotor atau berpolusi memang berdampak buruk pada kesehatan manusia. Namun, ternyata bukan hanya kesehatan paru-paru saja yang menjadi taruhannya. Sebuah studi juga meyebutkan jika polusi udara yang dihirup seseorang dapat menyebabkan dimensia.
Dimensia bukanlah sebuah penyakit, namun merupakan suatu gejala yang disebabkan oleh penyakit atau kelainan pada otak. Dimensia ditandai dengan terganggunya mental seseorang yang menyebabkan gangguan berfikir dan hilang ingatan.
Penyebab dimensia salah satunya terjadi jika otak mengalami stroke berkali-kali. Beberapa penyakit saraf degeneratif, seperti parkinson, huntington, dan jenis multiple tertentu juga dpat menyebabkan dimensia.
Selain itu, HIV dan sebagian infeksi sistem saraf pusat, seperti meningitis atau peradangan membran otak, dapat memicu pengembangan dimensia.
Penyebab lainnya termasuk cedera traumatis pada otak akibat terjatuh atau mengalami kecelakaan kendaraan bermotor, mengkonsumsi alkohol dan obat secara berlebihan, depresi, riwayat keluarga menderita dimensia, dan pertambahan usia.
Namun, penelitian teranyar menyebutkan bahwa polusi udara dapat meningkatkan risiko dimensia.
Mengutip dari CNNIndonesia, penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal BMJ Open ini menemukan bahwa lansia yang tinggal di wilayah dengan tingkat polusi udara tinggi berisiko terkena dimensia dibandingkan mereka yang tinggal di wilayah dengan tingkat polusi udara lebih rendah.
Penelitian ini diikuti sekitar 130 ribu orang dewasa yang tinggal di London, Inggris, pada tahun 2004 dengan rentang usia 50-79 tahun. Hasilnya, 2.182 atau 1,7% persen mereka yang mengikuti penelitian menerima diagnosis dimensia.
Dimensia juga dapat menyebabkan perubahan sifat dan perilaku seseorang. Jika tidak ditangani, gejala dimensia akan menjadi semakin buruk dan mengganggu kegiatan keseharian seseorang.
Penurunan fungsi dapat terjadi dalam kurun waktu yang lama sebelum gejala dimensia muncul dan ditemukan. Gejala yang paling umum adalah hilangnya ingatan. Kemudian, penderita dimensia sering kali kesulitan dalam mencari kata-kata yang tepat untuk menyampaikan keinginannya.
Kesulitan dalam membuat perencanaan dan mengatur suatu hal juga dapat terjadi pada penderita dimensia. Hal ini tentu akan sering terjadi disorientasi atau kebingunan pada sang penderita.