Mohon tunggu...
Puspa Arum Mekaridanto
Puspa Arum Mekaridanto Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

"Trauma Healing" Penting untuk Anak Korban Bencana

6 Agustus 2018   17:22 Diperbarui: 6 Agustus 2018   17:43 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia merupakan daerah rawan bencana kerena kondisi geografisnya yang terletak di pertemuan lempeng dunia yaitu Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik.

Mulai dari banjir, tanah longsor, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, dan bencana lainnya sudah pernah terjadi di Indonesia. Kerusakan yang terjadi akibat bencana pun beragam mulai dari yang ringan hingga yang sangat parah.

Bencana yang baru ini terjadi di Indonesia adalah bencana gempa yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan kekuatan 7,0 SR. Tentunya kerusakan yang terjadi parah dan banyak warga yang rumahnya hancur akibat gempa.

Sebagai manusia memang sulit untuk menghindari dari bencana itu sendiri. Yang bisa dilakukan hanyalah ikhlas dengan apa yang sudah terjadi.

Bagi orang dewasa mungkin sedikit lebih mudah untuk memahami hal-hal yang terjadi setelah bencana. Namun, untuk anak-anak biasanya mereka akan menjadi trauma saat setelah bencana.

Untungnya banyak kelompok masyarakat dan pemerintah yang pedui dengan nasib anak-anak sehingga mereka biasanya mengadakan trauma healing untuk anak-anak korban bencana di pengungsian.

Dikutip dari CNNIndonesia, menurut psikolog anak dan keluarga, Ratih Zulhaqqi, trauma healing bertujuan untuk mengantisipasi post-traumatic syndrome disorsder (PTSD) atau gangguan stres pascatrauma. Selain itu, kunci trauma healing adalah penerimaan.

Menurut Ratih, bermain merupakan metode trauma healing yang tepat untuk anak karena biasanya anak-anak cenderung susah untuk mengungkapkan rasa cemas mereka.

Metode bermain dianggap tepat karena anak akan merasa tidak sedang diobati, dan mereka akan merasa seperti bermain saja. Terkebih di tempat pengungsian banyak berkumpul anak-anak lain sehingga anak lebih senang jika  diajak bermain bersama.

Untuk lebih lanjut lagi, peran keluarga serta orang dewasa disekitarnya sangat dibutuhkan agar anak bisa cepat kembali pulih pasca bencana. Namun, cepat atau lambatnya penyembihan trauma tidak berpatok pada usia.

Melakukan trauma healing untuk anak sebaiknya segera dilakukan agar tidak timbul masalah pada anak dikemudian hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun