Mi instan adalah produk makanan yang berkembang pesat dengan permintaan yang tinggi di seluruh dunia. Di Indonesia, 77% dari total konsumsi mi instan dilakukan oleh pelajar, dengan 6 dari 10 pelajar mengonsumsinya lebih dari sekali dalam setahun. Penelitian oleh Diana (2002) menemukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi mi instan pada mahasiswa Indonesia lebih dari tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain. Mie instan yang sering kali kita santap, memang lezat dan cepat untuk disajikan serta harganya tidak mahal. Mie instan ini sangat karbohidrat, namun kadar vitamin dan mineral senjak. Trans fat ini bisa menyebabkan penyakit jantung koroner dan membantu kemampuan kemampuan kuah. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi mie instan di kalangan mahasiswa, dengan fokus pada pengetahuan, sikap, ketersediaan pangan, media massa, teman sebaya, dan uang saku.
Pengetahuan dan sikap mahasiswa terhadap mie instan menjadi faktor penting dalam konsumsinya. Meskipun mereka menyadari efek negatifnya, seperti rendahnya nilai gizi dan kandungan bahan pengawet, mahasiswa masih mengkonsumsi mie instan karena harganya yang terjangkau dan ketersediaannya yang mudah. Selain itu, pengaruh dari teman sebaya juga menjadi faktor yang signifikan dalam konsumsi mie instan.
Selain faktor internal, ketersediaan pangan dan media massa juga memainkan peran dalam konsumsi mie instan. Ketersediaan mie instan yang mudah dijangkau di berbagai tempat, baik di warung maupun supermarket, turut mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam mengonsumsinya. Selain itu, media massa juga dapat memengaruhi persepsi mahasiswa terhadap mie instan melalui iklan dan promosi. Selain itu, uang saku juga menjadi faktor yang signifikan dalam konsumsi mie instan. Harga yang terjangkau membuat mie instan menjadi pilihan utama bagi mahasiswa dengan keterbatasan finansial.
Dapat disimpulkan bahwa konsumsi mie instan di kalangan mahasiswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pengetahuan, sikap, ketersediaan pangan, media massa, pengaruh teman sebaya, dan uang saku. Meskipun mahasiswa menyadari efek negatifnya, faktor-faktor seperti harga yang terjangkau, mudah didapat, dan pengaruh dari teman sebaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H