Untuk seseorang dapat menciptakan satu buah karya, tentu tidaklah mudah. Ada waktu, pemikiran, dan kreativitas yang tertuang di sana.
Jadi tidaklah heran jika ada seseorang yang bisa kecewa bahkan hingga marah ketika hasil karyanya dipublikasikan begitu saja, tanpa credit yang mengatasnamakan dirinya. Apalagi diubahnya dengan nama orang lain.
Mungkin teman-teman pembaca pernah melihat beberapa kasus serupa berseliweran di sosial media. Ada beberapa dari kita yang ikut geram dengan hal ini.
Namun bagi beberapa orang yang tidak concern mengenai hal ini, mungkin akan berpikir bahwa marah karena tidak mencantumkan credit pada setiap karya mau sebagus atau seburuk apapun bentuk karyanya adalah tindakan berlebihan.
Tapi bagi saya pribadi, pencantuman credit pada sebuah karya sangatlah penting, dan bukan suatu hal yang salah jika seorang pencipta karya bereaksi dengan kekecewaan hingga kemarahan ketika karyanya terpublikasi tanpa label dirinya.
Namun sebelum jauh pembahasannya, mungkin ada beberapa orang yang belum mengetahui apa 'credit' yang saya maksudkan di sini. Maka dari itu, untuk memiliki pemahaman yang sama, saya akan membahas 'arti credit' terlebih dahulu.
Apa itu credit?
Mengutip dari Wikipedia, dalam pengertian seni atau intelektual, kredit (credit) atau akuan, mengacu pada pengakuan kepada mereka yang bersumbangsih pada sebuah karya, baik melalui ide maupun secara langsung.
Sementara tidak jauh berbeda dengan yang tertulis pada Wikipedia, bagi saya credit merupakan label nama seorang pencipta karya yang dilekatkan pada hasil karyanya, sebagai bentuk pengakuan atau apresiasi atas terbentuk, tercipta, dan terlahirnya anak karya tersebut.
Namun seberapa penting credit pada sebuah karya?
Bagi saya, jelas, sangat penting. Mengapa? Karena seperti yang saya sebutkan di awal artikel ini, ada waktu, pemikiran, dan kreativitas yang tertuang serta didedikasikan untuk lahirnya sebuah karya tersebut.
Baik karya sastra, hasil photography, musik, artikel populer, dan segala jenis karya itu tentu memiliki 'induk' yang melahirkannya. Jadi tidak bisa seseorang asal comot apalagi mengubah credit sebuah karya begitu saja.
Mengapa kita harus peduli dengan credit penciptaan karya?
Jika saya ditanya, "mengapa harus peduli dengan credit penciptaan sebuah karya?" Jelas karena saya seorang pencipta. Saya senang melahirkan beberapa karya tulisan. Dan dengan diberikannya credit dalam sebuah anak karya, itu dapat menyenangkan hati saya sebagai pencipta. Bahkan dapat memotivasi untuk membuat sesuatu yang lebih lagi.
Berdasarkan pengalaman saya, pernah beberapa kali saya mendapati hasil karya saya diubah begitu saja credit-nya oleh seseorang. Dan bagi saya, tindakan ini sangat mengecewakan. Sebab sebaik-buruk apapun bentuk sebuah karya, tidak ada karya yang mudah hingga bisa dinistakan begitu saja.
Lantas, apa boleh mengubah credit karya seseorang?
Seperti pertanyaan yang saya letakkan pada judul opini ini, "memang boleh diubah begitu saja?" tentu tidak. Saya tidak setuju jika ada seseorang yang menyatakan bahwa mengubah credit sah-sah saja, meskipun seseorang itu membantu memperbaiki isi dari karya yang terkait.
Bagi saya, jika memang merasa membantu atau ikut andil, baiknya letakkan dirilah pada posisinya. Seperti jika membantu memperbaiki, bisa dengan menambah credit editor dan semacamnya untuk diri sendiri, bukan dengan mengubah atau mengganti dan menghilangkan penciptanya.
Karena kembali lagi, bagi saya, sebaik-buruknya sebuah karya, itu adalah tetap anak karya yang tidak mudah dalam proses penciptaannya. Jadi ada baiknya untuk siapapun bisa memahami bahwa karya bukan sekedar portofolio belaka yang bisa diakuisisi begitu saja. Tapi lebih dari itu, karya adalah buah hati yang tidak bisa dilepas bahkan dipisahkan dari induknya.
Nah, itulah sedikit banyaknya opini atau keluh kesah saya terkait 'credit' pencipta pada sebuah karya. Kalau bagi teman-teman pembaca bagaimana? Apakah boleh karya teman-teman tidak diberi credit atau bahkan diubah begitu saja?
Referensi:
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kredit_(seni_kreatif)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H