Sebagai seseorang fresh graduate, tentunya saya pernah berada dalam beberapa proses seleksi kerja intern.
Sebagai lulusan baru, saya tahu betul di mana posisi saya. Maka dapat dikatakan, intern atau magang adalah solusi terbaik untuk memulai awal karir.
Namun, dalam beberapa kali kesempatan interview yang saya hadiri untuk 'anak intern' kerap dipandang sebelah mata oleh beberapa pihak.
Kenapa saya beropini kalau kami (anak intern) kerap dipandang sebelah mata? Yuk kita bahas bersama di bawah ini, dan Anda boleh setuju boleh juga tidak. Karena ini hanyalah opini dari kacamata saya. Dan saya cukup paham kalau setiap kacamata tentu memiliki pengelihatan warna yang berbeda-beda.
Definisi anak intern di mata saya (based on experience)
Anak intern atau anak magang menurut saya adalah seseorang yang tanpa pengalaman atau sedikit pengalaman kerja yang kemudian mencoba peruntungan untuk belajar dan berkembang, baik dari segi soft skill maupun hard skill dalam sebuah perusahaan.
Namun, tidak bisa dielakkan bahwa sebagai intern, beberapa orang juga menjadikan ini sebagai tempat awal mencari uang. Paling tidak untuk mencukupi kebutuhan dirinya sendiri.
Kalau saya melihat dari beberapa pengalaman saya sebagai anak intern, hal-hal yang dikerjakan oleh seorang anak intern cukup layak untuk mendapatkan upah yang bisa mencukupi kebutuhan diri sendiri.
Karena sebagai intern, saya bukan yang bekerja sekedar memesankan kopi atau melakukan fotocopy dokumen atasan sebagaimana yang sering beredar dalam FYPÂ social media.
Berdasarkan jobdesc, beberapa pekerjaan yang akan atau telah saya kerjakan sebagai anak intern, cukup dapat dikatakan masih sesuai dengan line posisi yang saya lamar. Hingga saya merasa bahwa sebagai intern, seseorang juga layak mendapatkan upah yang sepadan dengan responsibility yang diberikan.
Memang berapa sih upahnya anak intern?