Mohon tunggu...
Puspa Nurfitria
Puspa Nurfitria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro

Mahasiswa Pencinta Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mudah dan Higienis, Kini Pengolahan Sampah Bisa Dilakukan di Dapur Loh!!

11 Agustus 2022   20:50 Diperbarui: 11 Agustus 2022   21:15 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ngaliyan, Semarang (11/08/2022) -- Sampah  merupakan  bagian  yang tidak  dapat terpisahkan  dari kehidupan  masyarakat, terutama  di  daerah  perkotaan.  Sampah apabila  tidak ditangani  secara baik  dan benar dari  sumber  sampah,  maka  akan  menimbulkan  masalah  terhadap  kesehatan,  sosial, ekonomi dan keindahan. 

Saat ini, komposisi timbulan sampah terbesar adalah sampah organik hasil kegiatan rumah tangga. Berdasarkan data SIPSN, timbulan sampah organik di Kota Semarang mencapai 60,8% yang mana ini merupakan angka yang cukup besar untuk satu kategori sampah. 

Sampah organik yang dibuang begitu saja tanpa diolah terlebih dahulu tentunya akan mencemari lingkungan seperti saluran drainase yang tersumbat, bau akibat sampah yang membusuk dan lain sebagainya.

Mengetahui fakta tersebut, salah satu mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro yang ditempatkan di Kelurahan Purwoyoso, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang tergerak untuk melakukan upaya penanggulangan sampah sejak dari dapur. 

Mahasiswa tersebut bernama Puspa Nurfitria dan merupakan seorang mahasiswa jurusan Teknik Lingkungan. Ketika memikirkan solusi apa yang harus dilakukan untuk menanggulangi sampah dapur, ia teringat tentang kompos ala Jepang yang disebut dengan "Keranjang Takakura".

Kompos  takakura  dibuat  dengan  cara Takakura  Home  Method  Composting, sebuah metode  pembuatan  kompos  yang  ditujukan  untuk  mendaur-ulang  sampah  dapur. 

Metode kompos takakura pertama kali diperkenalkan di Surabaya pada tahun 2004 oleh seorang berkebangsaan  Jepang  bernama  Mr.  Takakura.  

Waktu  itu,  beliau  mencoba mencari solusi terhadap penumpukan sampah organik di kota itu. Sehingga muncul ide untuk  mendaur  ulang  sebagian  sampah  rumah  tangga  sejak  di  dapur.  

Maka, dirancanglah  sebuah  metode  pembuatan  kompos  yang  bisa  dilakukan  di  dapur. Syaratnya  harus  higienis  tidak  berbau  dan  tidak  jorok,  mengingat  dapur  merupakan tempat  mengolah makanan.

Dalam keberjalanannya, program pengenalan pembuatan kompos dengan "Keranjang Takakura" ini dilaksanakan secara door to door kepada ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Purwoyoso, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu (03/08) dengan total rumah yang dikunjungi berjumlah 9

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun