“Lho papa sama mama kan gak niat jodohin kamu sama anaknya pak Riyanto, papa cuma bilang kalo ada anak temen papa yang seumuran sama kamu dan lagi cari istri”
Bu Indri keluar dengan pisang goreng kloter 2 di tangannya “Ini anak baru 2 tahun LDR, sambatnya udah kaya janda baru ditinggal suami. Kamu belum tau aja, ada orang yang 20an tahun gak ketemu dan gak menikah. Tapi saling mencinta, sampe mereka tinggal nama”
“HAH!!??? mana mungkin, lelaki pasti sudah punya yang lain. Dan wanita satunya lagi sebagai pelampiasan rasa bosan” Kagetnya Marini hingga tidak sadar kedua tangannya saling mendekap di dadanya.
“Kahlil Gibran dan May Ziadah, anak zaman sekarang cuma tau kisah Romeo Juliet saja sudah sok tau…Tapi benar kata mama mu, mereka hanya bertemu lewat do’a…”
Setelah 1 pisang goreng diambil, dilanjut lagi omongan pak Dayat tadi
“Engkau selalu berada dalam pikiranku sejak aku menulis surat yang terakhir kepadamu. Berjam-jam lamanya aku memikirkanmu, berbicara denganmu, berusaha menemukan rahasiamu, mencoba menguraikan rahasiamu...Papa harus ganti otak ini, udah lupa saja sama lanjutanya”
Bu Indri menimpali “Jujur saja, kalo mama kaya gitu juga gak bisa sih, hahahaha. Tapi paling tidak bisa dibuat pelajaran.”
“Ya aku minta do’a aja dari papa mama,semoga cepet nikah. Biar bisa pindah dan gak harus sarapan pisang goreng tiap minggu pagi…huh” Gaya jalan Marini masukke kamar sudah seperti TNI. Gedebag gedebug….Bruak!!! suara pintu dibanting
“Cuma kepisah beberapa tahun kok kaya gitu, katanya calon istri dokter” kata pak Dayat sembari meluruskan pecinya
“Heh papa, udah biarin aja. Namanya juga remaja, masih belum nemu jati dirinya” sahut bu Indri disertai cekikikan kecil
“bilangnya cinta…Cinta Apanya?”
~ ~ ~ ~ ~